Lompat ke konten
Daftar Isi

Mengenal Sideways Dalam Saham

Mengenal sideways saham

Pergerakan harga dalam sebuah pasar baik pasar komoditas maupun pasar modal, sangat bergantung pada jumlah penawaran (supply) dan permintaan (demand). Ada kalanya dalam satu waktu supply suatu barang di pasar meningkat tanpa diikuti dengan permintaan sehingga harga barang tersebut menjadi murah, begitupun sebaliknya. 

Tapi, ada pula saat dimana jumlah supply barang dan jumlah permintaannya sama besar sehingga harga cenderung datar. Dalam pasar saham, kondisi ini disebut sebagai saham sideways

Pengertian Sideways

Saham sideways adalah saham yang harganya datar-datar saja alias tidak naik (bullish) maupun turun (bearish). Pola sideways bisa disebabkan karena jumlah supply saham sudah sesuai dengan tingkat demand saham tersebut dalam suatu waktu sehingga harga saham tersebut cenderung datar. 

Tapi, kondisi ini juga bisa saja disebabkan oleh faktor turunan yang menyebabkan pasar bullish dan bearish sama-sama kuat. Hal ini juga bisa disebabkan karena saham tersebut masih mencoba mencari titik normal yang baru akibat baru saja mengalami fluktuasi harga karena trend tertentu. 

Pola sideways pada candlestick.
Grafik sideways panjang yang berakhir dengan breakout.

Dengan kondisi pasar sideways, wajar apabila investor bingung untuk menentukan keputusan. Sebab, mereka tidak tahu apakah harga saham tersebut akan bergerak naik atau bahkan bergerak turun kedepannya. 

Untuk menjadi trader saham yang baik, seorang trader harus mengetahui ciri-ciri dan strategi dalam menghadapi kondisi saham yang sedang sideways agar bisa menentukan keputusan yang tepat saat kondisi ini terjadi di pasar. 

Ciri-Ciri Pasar Sideways

Setidaknya, terdapat 3 ciri-ciri pasar sedang mengalami sideways. 3 ciri-ciri tersebut adalah:

1. Grafik pergerakan harga saham berubah tapi tidak signifikan

Jika Anda lihat, grafik pergerakan harga saham bisa menjadi grafik yang sering menunjukkan perubahan harga yang tajam. Namun, apabila dalam waktu tertentu (misalnya 1 hari) dalam grafik tersebut hanya terjadi letupan-letupan kecil, maka bisa jadi saham yang Anda pegang sedang mengalami kondisi sideways.

Begitu pula, jika dalam rentang waktu yang lebih lama (misalnya 1 minggu) tidak terlihat adanya pergerakan signifikan dari harga saham, maka ini bisa menjadi indikasi besar bahwa pasar sedang berada dalam keadaan sideways. Meski begitu, sangat penting untuk memastikan kondisi pasar dengan mengamati tren dan volume perdagangan yang terjadi di pasar saham agar tidak terkecoh.

2. Nilai Average Directional Index Movement (ADX) kurang dari 30

Nilai ADX adalah salah satu indikator teknis yang menggambarkan pergerakan harga saham dari yang tertinggi sampai yang terendah ke dalam sebuah grafik terpisah. Nilai ADX lebih dari 30 menunjukkan bahwa harga saham sedang mengalami perubahan sementara jika nilai ADX kurang dari 30 atau 25, maka itu tandanya kondisi pasar saham tersebut sedang sideways. 

3. Garis William Alligator yang bergerak sejajar

Garis William Alligator adalah salah satu indikator teknik yang sering dipakai untuk mendeteksi trend. Indikator ini terdiri dari 3 garis yang tersusun berdasarkan angka fibonacci dan dinamai berdasarkan susunan mulut sebuah aligator. Garis pertama bernama Jaw, garis kedua bernama Lips dan garis ketiga bernama Teeth. 

Pada kondisi sideways, garis Lips, Jaw dan Teeth akan bergerak sejajar dan searah mengikuti trend sementara apabila ketiga garis ini bersisipan atau bahkan berpotongan, ini bisa menunjukkan saatnya Anda menjual atau membeli saham. 

Indikator Sideways

Meskipun ketiga ciri-ciri tersebut tampak mudah dilakukan, namun alangkah lebih baik jika Anda meneliti kondisi pasar sideways lebih lanjut menggunakan indikator-indikator lainnya juga. 

Berikut ini beberapa indikator yang dapat Anda gunakan untuk menentukan apakah saham tersebut sedang mengalami sideways atau tidak:

1. Indikator Overlay

Indikator overlay adalah indikator yang merunut pergerakan harga saham ke dalam sebuah kurva baru yang terpisah ataupun bersisian dengan grafik harga saham tersebut. Garis William Alligator masuk ke dalam kategori ini. 

Selain William Alligator, indikator lainnya yang dapat Anda pakai adalah Bollinger Bands dan Parabolic Sar. Indikator Bollinger Band misalnya. Indikator ini dibuat berdasarkan prinsip standar deviasi dimana dalam kurva akan ada dua garis halus tambahan di atas dan di bawah kurva yang menunjukkan standar deviasi harga tersebut. 

Ketika dua garis ini berbentuk horizontal dan atau semakin dekat dengan garis harga, maka kemungkinan besar saham tersebut sedang mengalami sideways. Begitupun sebaliknya, jika garis Bollinger Bands menunjukkan kenaikan atau penurunan, maka saham tersebut sedang bullish atau bearish. 

2. Indikator Oscillator

Indikator oscillator adalah indikator yang menyatukan trend harga tertinggi atau harga terbawah sebuah saham ke dalam sebuah kurva terpisah entah itu di bagian atas kurva asli maupun di bagian bawah kurva. 

Indikator ADX adalah salah satu indikator yang termasuk ke dalam teknik ini. Selain ADX, teknik lain yang bisa Anda pakai adalah Indikator Relative Strength Index dan Indikator Accelerator Indicator

Contoh Sideways

Contoh tren sideways.
Sumber: YouTube

Terlihat bahwasanya dalam candlestick saham diatas terdapat kurva sebuah perusahaan yang sedang mengalami sideways. Perusahaan tersebut disebut mengalami sideways sebab meskipun naik turun, tingkat harga maksimum dan minimum harga saham perusahaan tersebut masih berada di dalam area garis resistance dan support. 

Sederhananya, katakanlah pada tanggal 5 November, harga saham sebuah perusahaan naik ke level 5.000 per lembar. Harga tersebut lalu turun ke harga 3000 per lembar pada tanggal 6 November. Setelahnya, dalam 3 hari berturut turut, harga saham perusahaan tersebut berubah terus tapi titik tertingginya masih 5000 rupiah per lembar dan titik terendahnya masih 3000 rupiah. Kondisi harga saham seperti inilah yang disebut sebagai kondisi sideways. 

Strategi di Market Sideways

Lalu? Apa yang seharusnya dilakukan ketika harga saham sedang sideways? Jawabannya adalah: lihat dan tunggu dulu sementara waktu. Sambil menunggu, Anda bisa melihat aspek fundamental, teknikal dan sentimen yang kiranya dapat atau sedang mempengaruhi pergerakan harga saham. 

Apabila dari analisis tambahan tersebut terlihat jika saham itu ada potensi untuk naik atau turun lagi, maka tunggulah sampai sinyal-sinyal uptrend  atau downtrend mulai muncul di pasar. Sinyal-sinyal ini akan Anda dapatkan jika Anda tahu dan mengerti cara menggunakan analisis teknis. Pada dasarnya kondisi sideways memang tidak akan terjadi selamanya. 

Pastikan juga Anda tidak membeli saham gorengan. Karena bisa jadi kondisi sideways saham tersebut muncul karena ada oknum yang menjual sahamnya di pasar sembari tetap menjaga  agar saham tersebut seolah ada peminatnya. 

Sepanjang pasar dalam kondisi ini, Anda tidak disarankan untuk membuka posisi baik itu buy maupun sell. Tunggu saja sampai sinyal-sinyal perubahan harga muncul di layar. 

Kesimpulan

Sideways bisa mengindikasikan 3 hal yaitu: harga sedang mencari titik puncak baru, faktor bullish dan bearish yang sama-sama kuat dan jumlah permintaan dan penjualan saham yang seimbang. 

Investor tidak disarankan untuk membuka posisi jual maupun beli saat ada di dalam posisi ini. Sebaliknya, investor disarankan untuk menunggu hingga ada sinyal perubahan harga dari indikator teknis yang digunakan oleh investor tersebut di layar analisis. Selamat mencoba!

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *