Lompat ke konten
Daftar Isi

Strategi Trading Gap: Cara Melakukan dan Contoh

Strategi Trading Gap

Produk pasar modal dan pasar keuangan adalah dua jenis produk yang memiliki tingkat volatilitas harga tinggi. Dengan volatilitas harga tinggi ini ditambah dengan ketidakpastian pasar, membuat apapun bisa terjadi di dalam kedua pasar ini. Termasuk diantaranya adalah perubahan harga aset yang tajam dibandingkan dengan harga di hari sebelumnya. Perubahan harga tajam inilah yang disebut dengan gap. 

Apa itu Gap dalam Trading?

Gap adalah area dalam chart trading yang menunjukkan adanya perubahan harga aset yang tajam antara harga penutupan aset tersebut dengan harga pembukaannya.

Biasanya dalam area gap hanya sedikit transaksi trading yang terjadi, atau bahkan tidak ada. Oleh sebab itu, biasanya pola ini juga disebut dengan candlestick gap.

Supaya lebih bisa memahaminya, mari kita ambil contoh dalam gambar berikut ini:

Grafik terjadinya gap
Gambar 1: Contoh Gap (Sumber: DailyFX)

Gambar di atas menunjukkan adanya area kosong antara candlestick berwarna merah dan hijau. Area kosong inilah yang disebut dengan gap. Gap biasanya terjadi dalam 2 hari trading yang berbeda. 

Gap bisa terjadi karena adanya perubahan dalam aspek fundamental maupun teknikal. Dalam aspek fundamental misalnya, gap up bisa terjadi kalau ada pengumuman non-farm payroll atau ada skandal yang tiba-tiba mengenai sebuah perusahaan. Adapun pada aspek teknikal misalnya, kekuatan buyer atau seller jauh lebih kuat dibandingkan pihak lainnya. 

Gap antara harga penutupan dan harga pembukaan di atas dapat dimanfaatkan oleh trader untuk mendapatkan keuntungan, baik dengan membuka transaksi long atau short. Hanya saja, trader perlu merumuskan strategi trading yang sesuai. Sebab, trading gap bisa menunjukkan arah naik, turun dan bahkan menipu alias naik dulu baru turun. 

Apa Itu Strategi Trading Gap?

Strategi trading gap adalah strategi yang dibuat oleh trader untuk mengantisipasi perubahan harga saat gap terjadi.

Dalam menyusun strateginya, sebaiknya Anda tahu beberapa bagian dari gap di bawah ini:

  1. Support dan resistance. Sebuah gap up (gap ke atas) akan membentuk sebuah garis support (batas bawah) adapun batas atasnya adalah kumpulan titik harga tertinggi dari chart setelah gap up tersebut terjadi. Sebaliknya, titik awal sebuah gap down (gap ke bawah) akan menjadi garis resistance dan garis support-nya adalah titik harga terendah dari kumpulan chart setelahnya. 
  2. Gap fill. Gap fill adalah chart atau kumpulan perubahan harga yang berada di dalam area support dan resistance setelah gap terbentuk. 

Jenis-Jenis Trading Gap

Berdasarkan lokasi

1. Breakaway gap

Breakaway gap adalah gap yang terbentuk ketika harga sebuah aset menembus garis resistance atau garis supportnya dan membentuk jeda trading sebentar. Gap jenis ini biasanya muncul pada akhir pola harga tertentu dan mengindikasikan adanya trend baru yang akan terbentuk. 

Breakaway gap terjadi karena adanya kekuatan yang jauh lebih besar dari satu pihak (pembeli atau penjual) dibandingkan dengan pihak lain. Hal ini bisa terus terjadi apabila tindakan dari pembeli atau penjual tersebut diikuti oleh orang lain yang sebenarnya sedang tidak ada dalam pasar aset terkait.

Misalnya pada gap up. Gap up terjadi kalau kekuatan bull alias pembeli lebih besar dibandingkan bear (penjual). Kekuatan bull akan bertambah kalau short seller pada aset tersebut mulai membelinya untuk menutupi kerugian dan trader lain mulai masuk ke pasar karena takut ketinggalan rally. 

2. Runaway gap

Runaway gap atau juga disebut continuation gap adalah gap harga yang terjadi di tengah sebuah trend. Hal ini disebabkan oleh adanya ketergesa-gesaan penjual atau pembeli untuk membeli atau menjual sebuah aset karena mereka sangat yakin terhadap kemana arah trend harga aset tersebut akan menjurus. 

Misalnya, harga saham A menunjukkan kenaikan dari 4.500 ke 4.600, 4.700 dan 4.800. Saat mencapai 4.800, harga saham tersebut mendadak naik 200 rupiah ke 5.000, sehingga tercipta gap. Ini artinya, para pembeli sangat yakin kalau harga saham A akan terus menunjukkan kenaikan, sehingga rela membelinya dengan harga berapapun.

3. Exhaustion gap

Sesuai dengan namanya, exhaustion gap adalah gap yang terjadi karena pasar sudah “capek” untuk menyentuh harga tertinggi atau terendah baru. Biasanya, pola ini terjadi pada akhir sebuah trend harga, diikuti dengan adanya false breakout dan merupakan sinyal reversal pattern. 

Oleh sebab itu, Anda perlu berhati-hati dalam menghadapi pola yang satu ini. Pastikan breakout yang terjadi adalah true breakout, sehingga Anda tidak membuka posisi trading di waktu yang salah. 

4. Common gap

Common gap adalah jenis gap yang terjadi tidak dalam sebuah trend harga. Biasanya, gap jenis ini dapat terisi dengan cepat dan selesai dengan cepat pula. Selain itu, pola ini seringkali terjadi dan tidak menandakan apapun.

Berdasarkan ukuran

1. Full gap

Full gap terjadi ketika harga pembukaan hari ini lebih tinggi dibandingkan harga tertinggi kemarin (gap up) atau harga pembukaan hari ini lebih rendah dibandingkan harga terendah kemarin (gap down). 

2. Partial gap

Partial gap up terjadi ketika harga pembukaan hari ini lebih tinggi dibandingkan harga penutupan kemarin, tapi tidak lebih tinggi dibandingkan harga tertinggi kemarin. Misalnya, harga tertinggi kemarin Rp5.000 per lembar, sementara penutupannya sebesar Rp4500 per lembar, maka harga pembukaan hari ini adalah Rp4750 per lembar.

Partial gap down terjadi ketika harga pembukaan hari ini lebih rendah dibandingkan harga penutupan kemarin, tapi tidak lebih rendah dibandingkan dengan harga terendah kemarin. Contoh, harga terendah kemarin Rp4.000 dan harga penutupannya Rp4.500. Maka, partial gap down terjadi kalau harga pembukaan kali ini berkisar Rp4250.

Cara Melakukan Strategi Trading Gap

Terdapat beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat menyusun strategi trading gap:

1. Keberadaan faktor fundamental

Hal yang pertama adalah ada atau tidaknya faktor fundamental yang memicu perubahan harga. Faktor fundamental ini, seperti penerbitan laporan keuangan kuartalan dan tahunan perusahaan, berita negatif dan positif, kondisi ekonomi nasional dan internasional, informasi mengenai non-farm payroll dan lain sebagainya. 

Hal ini penting sebab ketika gap terjadi, trader tidak bisa segera menentukan mana garis support dan mana garis resistance, sehingga sedikit banyak akan kesulitan dalam mengidentifikasi jenis gap dan arah pergerakan harga selanjutnya. 

2. Volume

Volume juga harus diidentifikasikan dengan hati-hati. Exhaustion gap di atas berpotensi terjadi jika gap tidak diiringi dengan volume trading yang mencukupi. Akibatnya alih-alih trend berlanjut, exhaustion gap justru menjadi sinyal reversal. 

Oleh karena volume gap tidak dapat diidentifikasi segera, maka sebaiknya Anda membuka order book terlebih dahulu untuk membantu memperkirakan kira-kira yang terjadi exhaustion gap atau bukan. Selain order book, Anda juga bisa menggunakan indikator-indikator teknis yang mengindikasikan adanya overbought dan oversold, seperti Relative Strength Index, Average Directional Index (ADX) atau stochastic oscillator untuk mengukur kekuatan volume perdagangan bull dan bear. 

Oh ya, Anda perlu ingat juga bahwasanya gap pasti akan lebih sering terjadi pada pasar yang kurang likuid dan volume perdagangannya rendah. Ini secara tidak langsung juga berarti potensi terjadinya gap akan lebih besar pada weekend trading.

3. Perilaku trader lain

Ketidakpastian pergerakan pasar yang ditimbulkan oleh adanya gap membuat trader merasa jadi lebih was-was dalam mengambil keputusan. Apalagi di saat ekonomi dunia sedang tidak pasti seperti saat ini tidak menutup kemungkinan kalau gap bisa terjadi segera, tetapi juga membalik dengan cepat karena adanya ketakutan dari masyarakat. 

Salah satu cara untuk menetralisir risiko ini adalah dengan mengamati perilaku trader lain, khususnya trader institusi. Trader institusi, seperti perusahaan hedge fund cenderung mengambil keputusan trading yang lebih logis dan mendukung program kinerjanya dan memiliki modal besar. 

Di sisi lain, trader retail cenderung lebih rawan dalam mengambil keputusan yang tidak logis. Untuk mengamati perilaku “bandar” ini, Anda bisa menggunakan aplikasi trading yang memiliki fitur bandarmology atau aplikasi bandarmology terpisah. 

Dengan adanya beberapa hal penting di atas, maka berikut ini beberapa langkah yang bisa Anda tempuh saat gap terjadi:

  1. Jika gap terjadi saat Anda masih “di luar pasar”, maka pastikan yang terjadi adalah full gap. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa fenomena ini benar-benar terjadi dan tidak hanya numpang lewat saja. 
  2. Tunggu sampai candle pertama penuh. Tujuannya adalah supaya Anda bisa mengidentifikasi jenis gap yang terjadi, hasil indikator teknis yang digunakan, potensi arah trend harga selanjutnya dan Anda memiliki waktu untuk menganalisis mengenai mengapa gap tersebut terjadi dan apa tanggapan dari trader lain mengenai hal ini. 
  3. Candle pertama tersebut harus memiliki tingkat volume perdagangan yang mencukupi dan bergerak searah dengan pergerakan gap.
  4. Jangan lupa buat tanda pada area harga pembukaan.
  5. Buka posisi saat true breakout terjadi. Adanya true breakout secara langsung mengkonfirmasi bahwa trend harga akan berubah mengikuti perubahan gap. 

Adanya candlestick gap pada harga sebuah aset merupakan hal yang wajar terjadi. Namun fenomena ini secara tidak langsung mengindikasikan adanya hal yang tidak pasti terjadi pada pasar aset terkait, sehingga trader perlu merumuskan strategi trading gap dengan hati-hati.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *