Untuk sukses di pasar modal, Anda perlu tahu tipe trader yang cocok dengan kepribadian dan kebutuhan Anda terlebih dahulu. Setiap tipe trader memiliki pendekatan dan strateginya masing-masing, sehingga jumlah keuntungan yang bisa dihasilkan pun berbeda.Â
Tipe-Tipe Trader
1. Scalper trader
Trader bertipe scalper memakai strategi scalping dalam aksinya. Scalping adalah strategi yang memanfaatkan perubahan harga aset, termasuk saham, dalam jangka sangat pendek mulai dari detik, menit hingga maksimal 1 jam.Â
Kelebihan strategi scalping adalah pada jangka pendek volatilitas harga saham hanya akan terjadi akibat hal-hal terkait permintaan dan penawaran (hal teknis) dan tidak ada yang berkaitan dengan aspek fundamental maupun sentimen pasar. Dengan demikian, trader hanya perlu melakukan analisis teknis saja dengan analisis fundamental secukupnya.
Kekurangannya adalah potensi keuntungan strategi ini terbatas kecuali jika trader tersebut membuka posisi trading dalam jumlah besar atau melakukan trading juga pada aset-aset lain selain saham. Selain itu, karena jangka waktunya sangat pendek, scalper juga dituntut untuk jeli, penuh konsentrasi dan fokus untuk menghindari kerugian yang tidak diperlukan.Â
2. Day Trader
Tipe selanjutnya adalah day trader, yaitu trader yang memperjualbelikan suatu saham di hari yang sama untuk mendapatkan keuntungan. Biasanya, seseorang yang melakukan day trading membeli suatu saham ketika bursa baru dibuka dan menjualnya kembali sebelum bursa ditutup.Â
Keuntungan seorang day trader diperoleh dari selisih antara harga beli saham tersebut dan harga jualnya ketika dia menjual saham tersebut pada akhir sesi. Sama seperti scalper, seorang day trader juga hanya perlu melakukan analisis teknis saja karena harga saham harian sebuah perusahaan cenderung tidak terpengaruh kondisi fundamental.
Kelebihan strategi ini adalah potensi laba yang diperoleh relatif lebih tinggi dibandingkan scalping. Tentunya asalkan Anda pandai dalam memilih saham yang pas untuk trading harian.
3. Swing Trader
Swing trader adalah tipe trader yang mencari keuntungan dari swing atau ayunan pergerakan harga saham yang besar. Trader tipe ini umumnya akan masuk ketika trend akan terbentuk dan akan segera keluar sebelum trend selesai atau ketika harga suatu aset berhasil mencapai target yang diinginkan.
Oleh karena itu, umumnya swing trader memegang saham dalam jangka waktu lebih lama dibandingkan dua tipe sebelumnya entah itu berhari-hari atau bahkan berminggu minggu.
Swing trader juga sangat bergantung pada kemampuan analisis teknis. Akan tetapi, karena jangka waktunya cukup panjang, dia juga harus tetap waspada dengan aspek fundamental.
Kelebihan strategi swing trading adalah potensi keuntungan yang bisa jadi lebih besar (tergantung volume posisi) dibandingkan day trader maupun scalper. Namun, kekurangannya adalah peluang untuk melakukan trading terbatas karena trader tidak bisa membuka posisi beberapa kali dalam satu hari.
4. Position Trader
Tipe trader terakhir adalah position trader. Hampir mirip dengan investor, position trader adalah tipe trader yang membeli aset lalu meninggalkannya selama beberapa hari atau bahkan satu bulan atau dua bulan.
Bedanya dengan investor adalah, position trader akan menutup kepemilikan sahamnya ketika target keuntungan dari saham tersebut telah terpenuhi atau trend yang melingkupi saham tersebut sudah hampir berakhir.
Karena jangka waktunya lebih panjang dibandingkan 4 tipe trader lainnya, position trader cenderung lebih membutuhkan analisis fundamental dalam memilih saham sambil melakukan analisis teknis. Dengan demikian, dia tidak memilih saham secara sembarangan.
Tips Menentukan Tipe Trader Yang Cocok Untuk Anda
Kini saatnya Anda memutuskan untuk memilih mana tipe trader yang cocok untuk Anda. Dalam hal ini, Anda perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut:
1. Waktu
Faktor pertama adalah waktu. Seperti keterangan di atas, trader adalah orang yang berusaha mendapatkan keuntungan di pasar modal dan pasar keuangan dalam jangka pendek sehingga, semakin pendek jangka waktu trading semakin banyak waktu dan fokus yang dibutuhkan untuk sukses dalam trading tersebut.
Ini artinya, jika Anda masih memiliki pekerjaan lain yang cukup menyita waktu, maka kemungkinan besar day trading dan scalping bukanlah tipe trader yang cocok untuk Anda karena keduanya memerlukan perdagangan saham dalam jangka waktu sangat pendek.
2. Modal
Faktor kedua adalah modal. Semakin kecil modal, maka semakin kecil pula potensi keuntungan yang bisa Anda dapatkan. Oleh karena itu, umumnya scalper dan day trader merupakan individu atau institusi dengan modal besar supaya keuntungan yang bisa diperoleh juga besar.
Anda memang bisa memanfaatkan fasilitas leverage yang disediakan oleh perusahaan, namun Anda perlu ingat bahwa fasilitas ini harus dikembalikan beserta bunganya. Sehingga kalau Anda menggunakan fasilitas ini, biaya yang Anda keluarkan bukan hanya komisi dan biaya administrasi saja melainkan juga bunga pinjaman.
3. Kemampuan analisis teknis
Trader, khususnya tipe trader jangka sangat pendek seperti scalper dan day trader, adalah seseorang yang membutuhkan kemampuan analisis teknis yang bagus untuk bisa mendapatkan keuntungan. Maka dari itu, sebenarnya trading bukanlah aktivitas yang disarankan untuk investor pemula.
Sebaliknya, trading adalah aktivitas yang sebaiknya dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan analisis teknis menengah hingga ahli. Karena dengan kemampuan analisis ini, dia bisa tahu kapan harus membeli aset dan kapan bisa menjualnya dalam waktu dekat.
4. Toleransi risiko
Faktor terakhir yang patut Anda pertimbangkan adalah toleransi risiko. Semakin besar modal yang dibutuhkan, maka semakin tinggi pula risiko untuk melakukan trading. Risiko ini akan lebih dalam lagi jika Anda tidak memiliki kemampuan analisis teknis yang cukup dan malah menggunakan fasilitas leverage.
Umumnya scalper dan day trader menanggung risiko yang lebih besar dibandingkan position trader.
Trading saham sendiri merupakan transaksi yang penuh risiko karena membutuhkan modal besar dan hanya bergantung pada pergerakan harga aset di dalam layar. Maka dari itu, sebelum Anda mulai trading perkirakan tingkat toleransi Anda terhadap risiko kerugian.
Dengan demikian, Anda bisa menentukan tipe trader yang pas untuk diri Anda sendiri dan bahkan bisa menentukan tingkat loss dan profit yang sekiranya wajar untuk Anda peroleh dan tanggung.
Selain 4 hal di atas, ada baiknya juga Anda memperhatikan ketentuan trading yang diterapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan masing-masing perusahaan broker. Sebab ketentuan ini berkaitan dengan minimum margin level yang Anda perlukan serta besaran biaya yang perlu Anda keluarkan untuk membayar jasa perusahaan broker dalam setiap transaksinya.