Lompat ke konten
Daftar Isi

Tips Memilih Bank untuk KPR

Tips Memilih Bank untuk KPR

Tidak dapat dipungkiri kalau saat ini membeli rumah dengan cara kredit perumahan (KPR) semakin banyak digemari di Indonesia. Pasalnya, harga tanah dan rumah yang mahal seringkali tidak dapat terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkan hunian segera, sehingga mau tidak mau KPR menjadi opsi utama. 

Apalagi kini Bank Indonesia acap kali juga menawarkan promo khusus untuk pembelian hunian tapak maupun tingkat menggunakan mekanisme ini. Promo tersebut mulai dari DP 0% hingga keringanan cicilan. 

Namun, memilih KPR tidak hanya soal promo, tetapi juga soal bank penerbit KPR tersebut. Berikut ini beberapa tips memilih bank untuk KPR:

1. Cek Reputasi Bank

Selain suku bunga KPR yang ditawarkan, Anda juga perlu mengecek reputasi sebuah bank sebelum mengambil KPR dari bank tersebut. Pasalnya, cicilan KPR umumnya berkisar antara 15 sampai 20 tahun, sehingga penting bagi Anda untuk memilih mitra yang kredibel untuk diajak kerja sama dalam periode waktu tersebut. 

Dalam hal ini, Anda bisa menanyakan fasilitas-fasilitas KPR yang disediakan oleh bank tersebut kepada pihak customer service perusahaan itu sendiri dan rekan-rekan Anda yang sudah pernah menggunakan jasanya. Pastikan Anda memilih bank yang tidak serta merta menaikkan suku bunga jauh di atas pasaran secara tiba-tiba. 

2. Cek Layanan Bank

Faktor kedua yang perlu Anda pertimbangkan saat memilih bank untuk KPR adalah layanan yang disediakan oleh perusahaan tersebut. Hal ini penting, sebab selama masa KPR tentunya akan ada waktunya Anda telat membayar cicilan, membayar cicilan sebelum waktunya atau bahkan terpaksa melakukan over kredit. Oleh karena itu, pastikan Anda memilih bank yang memiliki layanan yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun. 

Selain layanan transaksi seperti di atas, Anda juga harus mengecek apakah bank tersebut memiliki rekanan developer yang luas. Hal ini khususnya jika saat mengambil KPR, Anda belum memiliki daftar rumah incaran. Sebab biasanya bank akan memberikan keringanan DP maupun cicilan jika Anda membeli rumah dari developer rekanan mereka. 

3. Kebijakan Penting Terkait Bunga dan DP

Selain nominal bunga dan DP, saat memilih bank untuk KPR, Anda juga harus memperhatikan kebijakan penting yang diterapkan oleh perusahaan tersebut terkait dua hal ini, seperti nominal DP minimal dan sistem penetapan suku bunga. 

Terdapat beberapa jenis pembagian suku bunga KPR di bank, yaitu suku bunga tetap (fixed rate), mengambang (floating rate), cap (capped rate) dan suku bunga anuitas. Tipe penetapan suku bunga ini harus Anda ketahui supaya dapat memilih produk KPR yang sesuai:

  1. Suku bunga tetap (flat rate, biasa juga disebut dengan fixed rate) adalah rasio suku bunga yang tidak berubah selama periode waktu tertentu. 
  2. Suku bunga floating atau mengambang adalah rasio suku bunga yang berubah mengikuti kebijakan suku bunga acuan BI dan masing-masing bank. 
  3. Suku bunga cap. Suku bunga cap adalah rasio bunga KPR yang bisa berubah selayaknya floating rate tapi perubahannya dibatasi. Misal, dalam waktu 10 tahun bunga KPR Anda bersifat cap hingga 10%. Ini artinya dalam jangka waktu tersebut, rasio bunga bank yang diterapkan untuk Anda tidak akan lebih dari 10%. 
  4. Anuitas. Anuitas adalah suku bunga yang ditetapkan sedemikian rupa, sehingga jumlah nominal cicilan yang harus Anda bayarkan tetap akan sama setiap bulannya. Jadi, jika pada bulan pertama Anda harus membayar Rp2.500.000, maka sampai pokok pinjaman lunas, tiap bulannya Anda tetap akan membayar Rp2.500.000 terlepas dari besaran suku bunga yang ditetapkan oleh BI. 

Bank tidak jarang menggunakan sistem penetapan suku bunga campuran. Misalnya, bank A menerapkan suku bunga flat sebesar 10% per tahun selama 6 tahun. Maka, jika Anda mengambil KPR di bank A, selama 6 tahun pertama Anda akan membayar bunga sebesar 10% dari pokok pinjaman setiap tahunnya. Setelah masa 6 tahun itu selesai, Anda harus membayar bunga dengan skema floating. 

Hal ini perlu diperhatikan, sebab tipe-tipe penetapan bunga ini akan mempengaruhi nominal cicilan yang harus Anda bayarkan. 

4. Syarat dan Biaya yang Ditetapkan oleh Bank

Untuk mendapatkan kredit pemilikan rumah di sebuah bank, ada syarat dan biaya yang perlu Anda perhatikan. Syarat tersebut, seperti slip gaji, KK, rekening koran dan lain sebagainya. Syarat-syarat ini harus Anda penuhi sebaik mungkin, sebab akan mempengaruhi diterima atau ditolaknya permohonan pengajuan kredit Anda. 

Selain syarat, Anda juga harus mempertimbangkan biaya. Sebab selain bunga dan DP, ada biaya lain yang harus Anda bayarkan kepada bank maupun pihak lainnya saat proses pembelian rumah KPR ini. Biaya-biaya tersebut, seperti biaya administrasi, biaya provisi, biaya pembuatan sertifikat dan lain sebagainya. Untuk informasi lebih lengkap mengenai syarat dan biaya ini, Anda bisa mengunjungi website resmi masing-masing bank. 

5. Tidak Termakan Promo

Salah satu hal paling penting dalam menentukan bank untuk mengambil KPR adalah memastikan kalau besaran cicilan KPR per bulannya tidak lebih dari 30% sampai 35% pendapatan bulanan. Hal ini bertujuan supaya pembayaran cicilan KPR tidak mengganggu pemenuhan kebutuhan pribadi dan keluarga Anda lainnya. 

Oleh karena itu, jangan sampai hanya karena termakan promo Anda membeli rumah dengan nominal cicilan yang lebih besar dibandingkan dengan 35% pendapatan bulanan Anda. Sebab, hal ini akan membahayakan keuangan pribadi dan keluarga Anda di masa depan. 

Apalagi ada kemungkinan bank dapat menaikkan suku bunga kredit dengan rasio yang lebih tinggi. Sebaliknya, anggap saja promo entah itu pengurangan biaya administrasi, DP atau biaya provisi sebagai fasilitas untuk meringankan beban cicilan Anda. 

6. Lakukan Riset Mandiri

Mendengarkan dan mereview pendapat teman-teman Anda mengenai produk KPR di sebuah bank memang penting, namun Anda tetap harus melakukan riset mandiri. Karena belum tentu pendapat yang dilontarkan oleh teman-teman Anda tersebut akurat. 

Selain dengan cara mendatangi masing-masing bank secara langsung, Anda juga bisa melakukan riset kecil-kecilan di internet. Saat ini sudah banyak bank yang menyebarluaskan informasi mengenai syarat, biaya dan program kredit KPR mereka di website mereka masing-masing. 

Pertama, tentukan indikator atau kategori penilaian terlebih dahulu. Kedua, masukkan data-data dari website bank ke dalam microsoft excel atau aplikasi spreadsheet lainnya. Ketiga, sortir data dalam tabel tersebut sesuai dengan masing-masing kategori. Riset menggunakan data dari website bank ini dapat Anda jadikan sebagai langkah awal untuk memilih bank terbaik untuk KPR. 

Mengambil kredit KPR tentu bukan suatu keputusan yang mudah bagi sebuah rumah tangga. Diskusikan dengan pasangan Anda untuk mendapatkan opsi pinjaman terbaik.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *