Lompat ke konten
Daftar Isi

Tips Menghindari FOMO saat Investasi

Tips Menghindari FOMO

Sesuai dengan prinsip 3M, kesuksesan investasi dan trading tidak hanya bergantung pada kemampuan mengatur keuangan (money) dan analisis keuangan yang canggih (method), tetapi juga kemapanan mental (mental). Salah satu masalah mental yang harus dihadapi dan diatasi oleh investor maupun trader adalah fear of missing out (FOMO) alias takut ketinggalan. 

Pada masalah ini, trader maupun investor didorong untuk membeli atau menjual sebuah instrumen keuangan dengan tanpa analisis yang memadai dan hanya karena harga instrumen keuangan tersebut sedang naik atau sedang turun. Apabila dibiarkan berlarut-larut, sikap FOMO ini dapat menarik investor dan trader, khususnya pemula, ke dalam skema pump and dump dimana mereka dimanfaatkan oleh segelintir oknum untuk menaikkan harga suatu instrumen keuangan untuk keuntungan segelintir oknum itu saja. 

Oleh sebab itu, sikap FOMO investasi ini harus dihindari. Berikut ini beberapa tips menghindari FOMO saat investasi:

Tips Menghindari FOMO saat Investasi

1. Mengetahui profil risiko dan gaya investasi

Tips yang pertama adalah mengetahui profil risiko dan gaya investasi yang sesuai dengan kepribadian. Dengan cara ini, Anda sedikit banyak dapat terhindar dari berinvestasi pada instrumen yang memiliki risiko diluar jangkauan Anda. 

Misalnya, Anda adalah investor dengan profil risiko konservatif (lebih takut kehilangan modal daripada mendapatkan keuntungan), maka Anda tidak berinvestasi pada saham atau instrumen investasi atau platform investasi lain yang belum memiliki payung legalitas resmi di OJK. 

2. Membatasi penggunaan sosial media

Tidak dapat dipungkiri kalau sosial media dan internet menyediakan banyak informasi berharga untuk investor maupun trader. Namun apabila informasi tersebut ditelan mentah-mentah dengan tanpa cross check terlebih dahulu, informasi di media sosial ini justru bisa menjebak Anda ke dalam sikap FOMO investasi. 

Oleh karena itu, salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan membatasi penggunaan sosial media dan internet. Misalnya, hanya dengan mengikuti influencer keuangan yang memiliki background keuangan yang jelas atau mematikan notifikasi expert advisor di luar jam trading Anda. Dengan demikian, kehidupan harian Anda tidak akan terganggu dengan adanya notifikasi trading. 

3. Menyusun trading plan

Trading plan atau perencanaan trading adalah dokumen yang berisi serangkaian strategi yang Anda gunakan dalam trading dan investasi. Mulai dari kapan harus masuk (titik entry), kapan harus keluar pasar (titik exit), hingga berapa keuntungan dan kerugian maksimum (take profit dan cut loss) yang Anda inginkan. 

Dokumen trading plan ini penting untuk dibuat supaya investasi yang Anda lakukan bisa terencana dengan baik dan dapat dievaluasi. Dengan demikian, strategi trading Anda bisa menjadi lebih baik di masa depan. 

FOMO investasi dapat dihindari dengan cara disiplin terhadap strategi yang Anda buat dalam trading plan ini. Misalnya, harga suatu saham terus mengalami kemerosotan hingga hampir menyentuh 10%. Apabila dalam trading plan yang Anda buat, titik cut loss berada di angka 10%, maka Anda tidak akan menjual saham tersebut sampai harga saham tersebut turun menembus 10%. Dengan demikian, apabila ternyata harga saham tersebut  naik lagi (rebound), Anda tidak kehilangan kesempatan. 

4. Menyusun jadwal trading

Selain strategi trading, Anda juga perlu menyusun jadwal trading. Tujuannya adalah supaya ketika jadwal tersebut tiba, Anda sudah mempersiapkan diri baik secara fisik maupun emosional. Perlu diketahui kalau emosi yang berlebihan, baik itu marah, senang atau sedih dapat mendorong seorang investor atau trader untuk mengambil keputusan yang tidak logis dan terburu-buru. Oleh sebab itu, saat jadwal tersebut tiba, sebaiknya Anda sudah menghilangkan emosi-emosi berlebihan tersebut. 

Tidak hanya itu itu, jadwal trading juga enting supaya kegiatan trading dan investasi Anda tidak mengganggu kehidupan sehari-hari. Misalnya, tidak mengganggu jadwal tidur Anda atau jadwal Anda berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya. Dengan demikian, Anda bisa trading dan investasi dalam kondisi tenang. 

5. Melakukan cross check sebelum mengeksekusi keputusan trading

Hal yang tidak kalah penting dalam menghindari FOMO investasi adalah melakukan cross check atau analisis sederhana terlebih dahulu mengenai kebenaran suatu informasi yang Anda dapatkan. Cross check ini berupa analisis fundamental dan teknikal yang dilakukan untuk memastikan kebenaran informasi mengenai sebuah instrumen investasi. 

Misalnya, seorang influencer keuangan menyarankan untuk menjual saham X karena kondisi fundamentalnya tidak bagus. Maka alih-alih langsung menjualnya, Anda bisa menganalisis kondisi fundamental saham tersebut terlebih dahulu untuk memastikan apakah memang kondisi fundamental saham tersebut kurang baik atau tidak. 

6. Memahami psikologi trading

Keputusan ekonomi seringkali tidak hanya didasarkan pada hitung-hitungan matematis saja, tetapi juga aspek psikologis. Maka dari itu, tidak ada salahnya Anda juga memahami aspek psikologi trading dan psikologi keuangan secara umum. 

Hal ini bisa Anda lakukan dengan berbagai cara, misalnya membaca buku PSIKOLOGI TRADING : Aspek Psikologi Dalam Trading Dan Investasi karya Desmond Wira atau buku The Psychology of Money karya Morgan Housel. Memahami buku-buku seperti ini tidak hanya akan membantu Anda menentukan keputusan trading saja, tetapi juga keputusan ekonomi secara umum di masa depan. 

Dampak Investasi karena FOMO

Dalam paragraf pembuka di atas telah dijabarkan kalau salah satu dampak utama FOMO adalah trader dan investor dapat terjebak dalam pola pump and dump atau membeli saham yang sengaja digoreng oleh oknum tertentu. Apabila dilanjutkan, berikut ini dampak yang bisa Anda derita jika berinvestasi hanya karena FOMO:

1. Kehilangan uang

Ketika membeli saham gorengan atau terjebak dalam pump and dump, Anda bisa kehilangan uang. Pasalnya, ketika oknum terkait sudah ingin menjual kepemilikannya, maka dia akan melakukan hal tersebut dan mengakibatkan nilai saham itu terjun bebas hingga di bawah nilai pembelian Anda. 

2. Gangguan kesehatan

FOMO investasi juga bisa mengakibatkan gangguan kesehatan. Misalnya, sakit kepala, nyeri, kecapekan yang luar biasa (burnt out). Hal ini bisa terjadi, khususnya jika karena FOMO Anda terus menerus memandangi layar aplikasi investasi, sehingga kegiatan sehari-hari Anda terganggu. 

3. Gangguan mental

Gangguan mental paling utama saat Anda terjebak FOMO investasi adalah stres dan khawatir. Hal ini khususnya apabila target dan harapan keuangan Anda tidak terjadi dan Anda sudah menggunakan “uang panas” untuk membiayai investasi tersebut. Sebab penggunaan uang panas dalam investasi dapat mengakibatkan masalah yang ada pada saat Anda berinvestasi menjalar ke kehidupan sehari-hari, seperti gagal memenuhi kebutuhan harian atau gagal membayar utang. 

Investasi tidak hanya mengenai cara mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, melainkan juga cara meminimalisir risiko dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu, tidak heran jika saat berinvestasi maupun trading, risiko, termasuk risiko psikologis harus tetap dikelola dengan baik.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *