Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Free Float dalam Saham?

Apa itu Free Float dalam Saham

Pada pertengahan tahun 2021 lalu Bursa Efek Indonesia mengubah semua metode penghitungan indeks yang ada di IDX dengan memasukkan faktor free float. Harapannya adalah supaya indeks-indeks yang ada di BEI semakin sering dijadikan underlying asset bagi instrumen investasi lain . Alasan lainnya adalah supaya emiten memperbanyak porsi saham free float dalam perusahaan mereka. 

Lantas apakah yang disebut dengan free float dalam saham dan bagaimana hal ini berpengaruh pada investor? Simak ulasannya berikut ini.

Pengertian Free Float

Free float adalah proporsi saham dari sebuah perusahaan yang siap untuk diperjualbelikan oleh publik di bursa.

Dalam peraturan Bursa 1-A 2021, BEI menambah ketentuan definisi saham free float sebagai berikut:

  1. Dimiliki oleh investor yang total kepemilikannya kurang dari 5% dari total keseluruhan saham yang tercatat.
  2. Tidak dimiliki oleh direktur, pemilik atau pihak-pihak lain yang berafiliasi dengan perusahaan.
  3. Bukan saham yang dibeli kembali oleh perusahaan.
  4. Jumlahnya dalam sebuah perusahaan minimal 50 juta lembar dan minimal dimiliki oleh 300 orang investor (diidentifikasi dengan SID).
  5. Proporsinya terhadap jumlah seluruh saham perusahaan minimal 7,5%. 

Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan saham free float juga tidak termasuk saham yang tidak bisa bergerak bebas di pasar sekunder seperti, saham treasury, saham hasil buyback perusahaan atau saham yang diberikan perusahaan kepada karyawan dan manajemen dalam bentuk stock ownership program (Investopedia).

Rumus Free Float

Rumus jumlah saham free float adalah Free Float = (Outstanding shares) – (Restricted shares).

Outstanding shares adalah jumlah total saham perusahaan yang beredar di pasaran sementara restricted share adalah sebagian outstanding shares yang tidak bisa diperdagangkan secara bebas. 

Contoh dari restricted shares adalah seperti, saham treasury, saham yang diberikan kepada karyawan dan manajemen atau saham yang dimiliki oleh pendiri atau orang lain yang berkaitan dengan perusahaan.

Contoh Free Float

Untuk memahami saham free float, mari kita lihat contoh struktur kepemilikan saham perusahaan berikut ini:

Informasi kepemilikan saham PT. Gudang Garam Tbk yang berisi nama pemegang saham, jumlah saham, total nominal, dan persentase.
Gambar 1: Susunan kepemilikan saham PT. Gudang Garam Tbk (Sumber: Gudang Garam)

Dilihat dari dari data kepemilikan saham di atas, terlihat bahwasannya saham PT. Gudang Garam Tbk dimiliki oleh 6 pihak. 5 pihak yang pertama adalah pihak insider dan 1 pihak adalah masyarakat umum (kategori lainnya). 

Hal ini karena, Juni Setiawati Wonowidjojo dan Susilo Wonowidjojo masing-masing adalah presiden komisaris dan presiden direktur perusahaan, Lucas Mulia Suhardja adalah komisaris perusahaan, PT Suryaduta Investama dan PT Suryamitra Kusuma adalah dua perusahaan lain yang didirikan oleh keluarga Wonowidjojo. 

Dengan asumsi bahwa Gudang Garam tidak memiliki jenis restricted stock yang lain, maka jumlah saham free float PT. Gudang Garam Tbk adalah sebesar:

Free Float = 1.924.088.000 – 11.231.645 – 1.709.685 – 5.600 – 1.333.146.800 – 120.442.700 = 457.551.570 lembar atau 23,78% dari total saham secara keseluruhan.

Perbedaan Shares Outstanding dan Free Float

Tidak semua saham yang dirilis oleh perusahaan bisa dibeli oleh publik. Seperti contoh Gudang Garam di atas, beberapa bagian saham perusahaan ada yang diberikan kepada keluarga pendiri, direktur, komisaris dan pihak lain yang berafiliasi.

Seluruh saham yang dirilis oleh perusahaan inilah yang dimaksud dengan outstanding share. Adapun saham yang diberikan kepada pihak direktur, komisaris, karyawan atau disimpan perusahaan saja disebut dengan restricted share. Free float adalah selisih antara outstanding share dengan restricted share.

Dampak Free Float bagi Investor Saham

1. Likuiditas

Semakin tinggi rasio free float saham sebuah perusahaan, maka semakin likuid pula saham perusahaan tersebut. Hal ini karena, itu artinya semakin banyak proporsi saham perusahaan yang dijual ke publik alih-alih ke pihak yang berafiliasi. 

Likuiditas yang tinggi mengakibatkan investor jadi lebih mudah untuk memperjualbelikan saham tersebut di pasar sekunder. Oleh karena itu, tidak heran kalau BEI menerapkan tingkat free float tertentu untuk industri tertentu seperti, teknologi atau startup. Tujuannya adalah supaya semakin banyak investor ritel yang bisa membeli saham perusahaan startup tersebut. 

2. Volatilitas

Rasio free float terhadap total saham yang beredar juga berpengaruh pada volatilitas harga saham. Semakin sedikit tingkat rasio ini, maka kemungkinan besar semakin volatile juga pergerakan harga saham tersebut. 

Alasannya adalah jumlah saham yang sedikit membuat investor rela untuk mengeluarkan uang berapapun untuk membeli saham tersebut. Apalagi jika perusahaan yang menerbitkannya bekerja dengan baik dan atau bergerak di industri yang saat ini sedang trending. 

3. Free float saham mempengaruhi struktur indeks

Dampak free float saham yang terkini adalah rasio ini digunakan oleh Bursa Efek Indonesia untuk menyeleksi daftar konstituen seluruh indeks yang ada di pasar modal Indonesia. Tujuannya adalah supaya hasil seleksi tersebut benar-benar menggambarkan kondisi pasar yang sebenarnya. 

Selain itu dengan adanya revisi peraturan soal free float ini, BEI juga berharap kalau emiten semakin memperbesar porsi kepemilikan publiknya sehingga akan lebih banyak investor ritel yang bisa membeli saham di Bursa Efek Indonesia. 

4. Mempengaruhi pilihan investor

Dengan adanya revisi metode penyeleksian daftar konstituen indeks di atas, akan ada pembaharuan dalam daftar perusahaan konstituen sebuah indeks. Pembaruan daftar ini nantinya mau tidak mau bisa mempengaruhi pilihan investor untuk membeli saham yang mana. 

Misalnya pada paruh kedua tahun 2021 saham LLL masuk indeks SRI-Kehati, sehingga investor yang mencari saham perusahaan yang cinta lingkungan dan bagus bisa memilih saham LLL. Namun setelah adanya pembaruan metode, ternyata saham LLL tidak lagi masuk indeks tersebut sehingga investor harus berpikir ulang mau membeli LLL lagi atau tidak. 

Dampak Free Float Pada Indeks Saham

Pada bulan Februari 2022 lalu, BEI mengumumkan daftar konstituen indeks yang baru setelah memasukkan aspek free float kedalam metode penghitungan. Hasilnya ialah, 2 saham keluar masuk indeks IDX30, 5 saham keluar masuk dari LQ45, 9 saham keluar masuk IDX80 dan 14 saham keluar masuk indeks Kompas100.

Berikut ini daftarnya:

Baru di IDX30:

  1. Elang Mahkota Teknologi Tbk. 
  2. Waskita Karya (Persero) Tbk.

Keluar IDX30:

  1. Gudang Garam Tbk.
  2. H.M. Sampoerna Tbk.

Baru di LQ45:

  1. Sumber Alfaria Trijaya Tbk. 
  2. BFI Finance Indonesia Tbk.
  3. Elang Mahkota Teknologi Tbk. 
  4. Harum Energy Tbk.
  5. Waskita Karya (Persero) Tbk.

Keluar dari LQ45:

  1. Ace Hardware Indonesia Tbk.
  2. AKR Corporindo Tbk.
  3. Bumi Serpong Damai Tbk.
  4. Jasa Marga (Persero) Tbk.
  5. Pakuwon Jati Tbk.

Baru di IDX80:

  1. Aneka Gas Industri Tbk.
  2. Diagnos Laboratorium Utama Tbk.
  3. Dharma Satya Nusantara Tbk
  4. Elang Mahkota Teknologi Tbk.
  5. Surya Esa Perkasa Tbk. 
  6. Medikaloka Hermina Tbk.
  7. Saratoga Investama Sedaya Tbk.
  8. Triputra Agro Persada Tbk.
  9. Widodo Makmur Unggas Tbk.

Keluar IDX80:

  1. Adhi Karya (Persero) Tbk.
  2. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk.
  3. Bank Syariah Indonesia Tbk.
  4. MNC Vision Networks Tbk.
  5. Ramayana Lestari Sentosa Tbk.
  6. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
  7. Wismilak Inti Makmur Tbk.
  8. Integra Indocabinet Tbk.
  9. Surya Semesta Internusa Tbk

Baru di Kompas100:

  1. Archi Indonesia Tbk.
  2. Bank Jago Tbk
  3. Bukalapak.com Tbk
  4. Diagnos Laboratorium Utama Tbk.
  5. Elang Mahkota Teknologi Tbk.
  6. Medikaloka Hermina Tbk.
  7. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk.
  8. Mega Manunggal Property Tbk. 
  9. Metrodata Electronics Tbk. 
  10. Panca Mitra Multiperdana Tbk.
  11. Prodia Widyahusada Tbk.
  12. Triputra Agro Persada Tbk.
  13. Widodo Makmur Unggas Tbk.
  14. Zyrexindo Mandiri Buana Tbk.

Keluar Dari Kompas100:

  1. Agung Podomoro Land Tbk.
  2. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk.
  3. Bank CIMB Niaga Tbk.
  4. Bank Syariah Indonesia Tbk.
  5. Indomobil Sukses Internasional Tbk.
  6. MNC Vision Networks Tbk.
  7. Bank China Construction Bank Indonesia Tbk.
  8. Bank Pan Indonesia Tbk.
  9. Panin Financial Tbk.
  10. Cikarang Listrindo Tbk.
  11. J Resources Asia Pasifik Tbk.
  12. Rukun Raharja Tbk.
  13. Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk.
  14. Wijaya Karya Beton Tbk.
Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *