Lompat ke konten
Daftar Isi

Daftar Indeks Saham Besar di Dunia

Daftar indeks saham Besar dunia

Salah satu hal dasar yang penting diketahui oleh setiap investor saham maupun reksa dana adalah indeks saham. Indeks saham adalah gabungan dari saham kategori tertentu maupun keseluruhan saham di sebuah pasar modal yang telah dihitung menggunakan metode statistik tertentu. 

Indeks saham composite seperti IHSG sangat bermanfaat untuk mengukur kinerja pasar modal secara keseluruhan. Tidak hanya itu, indeks jenis ini seringkali juga digunakan sebagai salah satu indikator ekonomi makro di sebuah negara. 

Adapun indeks saham sektoral bermanfaat untuk memudahkan investor dalam menganalisis saham pilihannya dan memilih saham terbaik berdasarkan sektor. Maka dari itu, tidak heran jika indeks saham adalah suatu hal yang penting untuk diketahui investor dan penting untuk ada di satu pasar modal tertentu. 

Selain Indonesia, ada banyak indeks saham besar di dunia. Mengetahui indeks saham ini penting jika Anda ingin membeli saham luar negeri. Berikut ini beberapa indeks saham besar di dunia yang perlu Anda ketahui:

1. Dow Jones Industrial Average (DJIA)

Boleh dibilang kalau Dow Jones Industrial Average (DJIA) adalah salah satu indeks saham tertua di Amerika Serikat dan bahkan dunia. Indeks ini dibuat oleh Charles Dow, seorang editor The Wall Street Journal, dan Edward Jones pada tahun 1896. Lebih dari 120 tahun setelah didirikan, DJIA kini berisi 30 saham perusahaan-perusahaan besar di Negeri Paman Sam tersebut, seperti Nike, Microsoft dan lain sebagainya.

2. Standard & Poor’s 500 (S&P 500)

S&P 500 adalah indeks yang berisi 500 saham perusahaan-perusahaan terbesar di Amerika Serikat. Dengan jumlah konstituennya ini, tidak heran jika S&P 500 sering menjadi tolok ukur perkembangan pasar modal di Negeri Paman Sam tersebut dan ekonominya secara keseluruhan. 

Tidak semua saham bisa masuk ke dalam indeks ini. Untuk masuk ke dalam S&P 500, sebuah saham akan dinilai berdasarkan likuiditasnya, nilai kapitalisasi pasarnya, kepatuhan perusahaan terhadap peraturan-peraturan dari SEC dan lain sebagainya. 

Jika tertarik untuk berinvestasi pada S&P 500, saat ini ada beberapa aplikasi di Indonesia yang memungkinkan Anda untuk membeli indeks S&P 500. Anda juga bisa membeli reksa dana global yang berpatokan pada pergerakan nilai indeks ini. 

3. Nasdaq Composite (Nasdaq)

Anda ingin membandingkan kinerja saham Apple dengan saham perusahaan lain yang bergerak di bidang sama? Maka, indeks Nasdaq adalah jawabannya. Indeks ini dibuat pada tahun 1971 oleh  National Association of Securities Dealers (NASD). 

Menurut beberapa sumber, dari 3.000 emiten yang terdaftar di NASDAQ 54% diantaranya adalah emiten yang bergerak di bidang teknologi. Emiten-emiten tersebut akan dievaluasi setiap 3 bulan sekali dan dinilai berdasarkan nilai kapitalisasi pasarnya. 

4. Nikkei 225

Anda ingin berinvestasi di saham perusahaan-perusahaan Jepang, seperti Mitsubishi atau Nissan? Maka, Anda bisa mengevaluasi kinerja saham perusahaan tersebut dengan pergerakan indeks Nikkei 225. Nikkei 225 adalah indeks yang berisi 225 saham besar yang listing di Tokyo Stock Exchange (TSE). 

Berbeda dengan indeks kebanyakan yang menggunakan nilai kapitalisasi pasar, nilai Nikkei 225 menggunakan variabel harga sebagai bahan penghitungan. Maka dari itu, tidak heran jika nilai indeks ini cenderung cukup dipengaruhi oleh saham dengan harga tinggi, seperti saham perusahaan teknologi. 

5.Tokyo Price Index (TOPIX)

Indeks saham lain yang perlu Anda pertimbangkan ketika ingin membeli saham dari perusahaan Jepang adalah Tokyo Price Index (TOPIX). Berbeda dengan Nikkei 225, TOPIX terdiri dari seluruh saham yang listing di Tokyo Stock Exchange, termasuk saham dari perusahaan yang lebih kecil. Selain itu, indeks ini juga menggunakan nilai kapitalisasi pasar sebagai bahan penghitungannya, sehingga lebih cocok untuk merepresentasikan kondisi pasar modal Jepang secara keseluruhan. 

6. FTSE 100

FTSE 100 adalah indeks yang berisi 100 saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di London Stock Exchange (LSE), sehingga indeks ini cocok untuk Anda yang ingin berinvestasi di saham perusahaan-perusahaan Eropa, seperti Shell, Unilever atau HSBC. FTSE 100 seringkali juga digunakan sebagai patokan (benchmark) dalam mengukur kinerja ekonomi Inggris secara keseluruhan. Hanya saja beberapa pihak berpendapat karena banyaknya perusahaan internasional dalam indeks ini, indeks FTSE 250 lebih cocok untuk digunakan sebagai proxy ini. 

7. Euro Stoxx 50

Jika Anda ingin berinvestasi di saham perusahaan-perusahaan Eropa lainnya, Anda tidak bisa menggunakan FTSE 100. Sebaliknya, Anda harus menggunakan Euro Stoxx 50 sebagai patokan, sebab indeks ini berisi 50 saham perusahaan besar yang beroperasi di negara-negara Uni Eropa (Inggris sudah keluar dari Uni Eropa).

Dibuat pada tahun 1998, Euro Stoxx 50 menggunakan kapitalisasi pasar sebagai komponen penghitungan utama. Beberapa perusahaan terkenal yang masuk ke dalam indeks ini, seperti Allianz, LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton dan L’Oréal. 

8. SSE Composite

Selain Nikkei 225, indeks saham lain dari bursa efek di Asia adalah indeks SSE Composite dari Shanghai Stock Exchange. Sesuai dengan namanya, indeks ini menghitung nilai kapitalisasi pasar seluruh perusahaan yang listing di Shanghai Stock Exchange (SSE). Namun karena pasar modal di China ada 2, SSE Composite kurang pas jika digunakan untuk menganalisis ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut secara keseluruhan. 

9. SZSE Composite Index 

Selain di Shanghai, pasar modal di China juga terletak di Shenzhen dengan nama Shenzhen Stock Exchange. Berbeda dengan Shanghai yang cenderung berisi perusahaan-perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar, Shenzhen Stock Exchange cenderung berisi saham dari perusahaan-perusahaan yang lebih kecil. 

Shenzhen Stock Exchange juga memiliki indeks composite-nya sendiri yaitu SZSE composite index yang berisi seluruh saham yang listing di bursa efek tersebut. Alih-alih menggunakan indeks ini saja atau Shanghai saja, Anda bisa menggunakan CSI 300 untuk mengukur kinerja saham blue chip di kedua bursa efek besar di dunia ini. 

10. Hang Seng Index (HSI)

Daftar indeks saham besar di dunia yang ke-10 adalah Hang Seng Index (HSI) dari Hong Kong Exchange (HKEx). Hang Seng Index berisi sekitar 60 saham dengan kapitalisasi pasar besar dan likuiditas bagus yang listing di bursa efek tersebut. Data konstituen indeks ini akan dievaluasi dan diperbaharui setiap 3 bulan sekali. 

Meskipun jumlah konstituennya tidak banyak, namun dikatakan konstituen indeks ini mencakup 65% kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan yang listing di bursa saham tersebut. Hang Seng Index (HSI) tidak hanya digunakan untuk mengukur kinerja perekonomian Hong Kong saja, tapi seringkali juga dipakai untuk mengukur kinerja negara-negara Asia secara keseluruhan.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *