Lompat ke konten
Daftar Isi

Investasi Emas Atau Reksa Dana? Simak Penjelasan Berikut Agar Untung

investasi emas atau reksa dana

Investasi emas atau reksa dana? Pertanyaan ini sering ditanyakan oleh investor pemula. Maklum, baik emas maupun reksa dana adalah dua instrumen rendah risiko yang acap kali direkomendasikan untuk orang yang baru masuk dunia investasi. 

Untuk menentukan instrumen investasi mana yang cocok untuk Anda, sebaiknya Anda tahu terlebih dahulu apa itu investasi emas dan reksa dana serta apa keuntungan dan risiko dari masing-masing instrumen di bawah ini:

Investasi Emas Secara Umum

Emas adalah salah satu barang tambang yang paling terkenal sejak zaman prasejarah. Logam mulia yang satu ini dikenal akan kecantikannya dan berbagai manfaatnya untuk berbagai bidang. Bahkan, emas dulu pernah menjadi acuan mata uang dunia dan kini menjadi aset yang bisa diperjualbelikan di seluruh dunia.

Oleh karena itu, tidak heran kalau permintaan terhadap logam satu ini terbilang jarang surut. Karena permintaan yang konstan dan supply yang terbatas (emas adalah sumber daya yang tidak terbarukan) inilah harga logam ini ada kecenderungan naik dan pas untuk menjadi instrumen investasi. 

Kini investasi emas tidak hanya dalam bentuk emas batangan atau perhiasan, melainkan juga bisa dalam bentuk tabungan emas maupun dengan membeli surat berharga perusahaan penambang logam ini. 

Tabungan emas kini banyak tersedia di Pegadaian dan berbagai perusahaan perbankan di Indonesia, sementara untuk saham perusahaan tambang, hingga kini Antam masih menjadi satu-satunya perusahaan tambang emas yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia.

Keuntungan investasi emas dalam bentuk batangan dan tabungan terletak pada selisih antara harga saat investor membeli emas dan harga saat dia menjualnya kembali (capital gain). Adapun untuk saham perusahaan tambang, keuntungan investasi ini diperoleh dari capital gain sekaligus dividen yang dibagikan perusahaan tersebut kepada investor.

Investasi Reksa Dana Secara Umum

Reksa dana adalah instrumen investasi yang disediakan oleh pasar modal di seluruh dunia. Dalam Bahasa Inggris, instrumen ini disebut dengan mutual fund. Dengan perkembangan teknologi seperti saat ini, instrumen ini bisa diakses oleh siapapun, termasuk investor pemula dengan modal terbatas. 

Bahkan disebut-sebut, reksa dana adalah instrumen yang cocok untuk investor kategori ini. Hal ini karena instrumen ini bisa dibeli dengan dana minim (mulai dari Rp10.000/unit) dan investor tidak perlu pusing-pusing mengelola dana investasinya, karena dana investasi tersebut akan dikelola oleh tim ahli dalam perusahaan manajer investasi. 

Berbeda dengan emas, dengan membeli 1 unit instrumen ini Anda secara tidak langsung telah berinvestasi ke beberapa instrumen pasar modal dan keuangan lainnya sekaligus, termasuk berinvestasi di Antam, perusahaan tambang emas dan berbagai bank yang menyediakan produk tabungan emas. 

Keuntungan investasi pada instrumen ini bisa diperoleh dari capital gain (selisih antara harga jual dan harga beli), dividen (untuk reksa dana saham) dan kupon (untuk reksa dana obligasi) yang dibagikan oleh emiten. 

Perbedaan Investasi Emas Dan Reksa Dana

1. Emas bisa dinikmati fisiknya

Perbedaan investasi emas dan reksa dana yang pertama adalah emas bisa dinikmati fisiknya, baik itu dalam bentuk perhiasan maupun emas batangan, sementara reksa dana tidak. Bahkan menggunakan perhiasan berbahan logam ini juga disebut-sebut bisa meningkatkan status sosial seseorang. Fisik logam mulia ini juga dapat diwariskan dengan mudah sepanjang Anda memiliki surat-surat pembeliannya. 

Lalu bagaimana dengan tabungan emas? Beberapa penyelenggara tabungan ini memungkinkan nasabah untuk menukar uang tabungannya dengan emas batangan.

Untuk melakukan hal ini, biasanya minimal nilai tabungan yang dimiliki setara dengan 1 gram emas. Jadi, kalau harga logam mulai ini sebesar Rp927.000 per gram, maka untuk menukar tabungan menjadi bentuk fisik, saldo tabungan seorang investor minimal harus sebesar Rp927.000 pada saat penukaran.

2. Sumber keuntungan

Sebagaimana yang telah disebut dalam paragraf di atas, bahwasanya keuntungan moneter investasi emas hanya berasal dari capital gain, sedangkan sumber keuntungan investasi reksa dana juga bisa berasal dari dividen saham dan kupon obligasi. Namun terlepas dari sumbernya, keuntungan investasi dari kedua instrumen ini tidak dikenakan pajak.

Jadi, jika Anda menabung emas di Pegadaian, keuntungan hanya akan didapat dari kenaikan harga emas di masa depan.

3. Risiko

Baik investasi emas atau reksa dana sama-sama terpapar beberapa risiko, yaitu:

  • Risiko pasar. Bedanya, risiko pasar emas terletak pada fluktuasi harga logam mulia ini di pasar dunia atau nilai tukar emas terhadap USD (XAU/USD). Adapun risiko pasar reksa dana terletak pada perubahan harga instrumen tersebut akibat pergerakan ekonomi nasional dan internasional. 
  • Risiko default atau gagal bayar. Menurut penulis, risiko gagal bayar pada reksa dana lebih besar dibandingkan dengan emas. Hal ini karena, kegagalan bisnis emiten dapat berdampak secara langsung terhadap instrumen yang mereka terbitkan. Adapun emas lebih aman dari risiko ini karena, nyaris semua orang di dunia memiliki logam mulia ini dan banyak bank sentral di seluruh dunia yang menjadikan logam mulia ini sebagai cadangan untuk menstabilkan nilai tukar mata uang. 
  • Risiko human error. Jika Anda berinvestasi emas dalam bentuk perhiasan atau batangan, maka salah satu risiko yang harus Anda hadapi adalah risiko kehilangan. Oleh karena itu, fisik emas harus disimpan sebaik mungkin baik itu menggunakan brankas atau safe deposit box. 

Di sisi lain, proses jual beli dan penyimpanan data reksa dana kini sepenuhnya dilakukan secara online. Uang investasi Anda tidak akan dipegang oleh Manajer Investasi, melainkan dijaga oleh Bank Kustodian. 

Baik Manajer Investasi maupun Kustodian haruslah perusahaan yang memiliki kapabilitas tertentu dan mendapatkan izin dari OJK untuk menjalankan bisnis ini. Selain itu, umumnya kini aplikasi jual beli reksa dana juga sudah dilengkapi dengan two factor authentication (2FA) untuk menjaga keamanan data investor.

4. Penghitungan harga

Dalam investasi emas, ada dua harga yang harus Anda perhatikan, yaitu harga jual dan harga buyback. Harga jual adalah harga yang ditetapkan oleh perusahaan emas saat Anda membeli emas tersebut, sementara harga buyback atau harga beli adalah harga yang ditetapkan oleh perusahaan emas ketika mereka membeli emasnya kembali dari Anda. 

Misalnya, Anda mengeluarkan uang Rp1.000.000 untuk membeli tabungan emas ketika harga jual logam ini sebesar Rp927.000 per gram. Ini artinya, Anda akan mendapatkan logam mulia ini sebanyak 1,07 gram. Keesokan harinya Anda menjualnya kembali. Saat itu harga buyback mencapai Rp900.000. Ini artinya, untuk 1,07 gram emas Anda akan mendapatkan uang kurang lebih Rp971.000. 

Dengan demikian kalau Anda ingin mendapatkan keuntungan dari investasi ini, Anda harus memastikan bahwa total harga buyback lebih besar dibandingkan harga jual emas saat Anda membelinya.

Di sisi lain, harga reksa dana tergantung pada perubahan harga instrumen yang menjadi portofolio investasi pada instrumen tersebut. Artinya, apabila harga saham A naik, maka ada kemungkinan instrumen yang memiliki saham A dalam portofolio investasinya juga akan naik, kecuali apabila ada saham lain yang harganya turun lebih dalam dibandingkan kenaikan harga saham A.

5. Tingkat likuiditas

Saat ini menjual reksa dana memang praktis. Tinggal klik-klik di handphone lalu tunggu hingga 2 hari sampai 7 hari kerja proses sudah selesai. Mayoritas aplikasi pembelian reksa dana menyediakan proses yang cepat dan mudah bagi penggunanya.

Namun, boleh dibilang proses pencairan emas bisa lebih cepat, karena:

  • Logam mulia ini bisa dijual ke toko, bank atau Pegadaian. 
  • Bisa digadaikan. 
  • Kalau perusahaan di atas tutup, fisik emas bisa dijual ke penyepuh emas di pinggir jalan (tentunya dengan harga diskon) atau dijual ke sanak saudara yang mau dan mampu membelinya. 

Pertimbangan Dalam Memilih Investasi Emas Atau Reksa Dana

1. Kondisi ekonomi

Terdapat pemahaman bahwasanya harga emas cenderung naik seiring dengan adanya resesi ekonomi. Sebaliknya, harga instrumen pasar modal, seperti reksa dana saham cenderung naik kalau ekonomi sedang baik. 

Logikanya adalah, ketika terjadi resesi, investor mencari instrumen investasi yang relatif aman (safe haven), sehingga permintaan emas naik dan permintaan saham turun. Kalau ekonomi sudah membaik, investor akan mencari instrumen yang lebih rawan risiko, seperti saham.

2. Faktor kebutuhan

Emas tidak hanya dibutuhkan sebagai instrumen investasi, tetapi juga perhiasan yang dipakai sehari-hari. Tentu emas menjadi instrumen yang lebih baik untuk menunjukkan status sosial dan kekayaan seseorang dihadapan orang lain dibandingkan dengan reksa dana. Logam mulia ini juga lebih mudah untuk digunakan sebagai mahar atau kado pernikahan dibandingkan dengan sertifikat kepemilikan reksa dana. 

3. Faktor likuiditas

Reksa dana pasar uang memang likuid. Tapi, walau bagaimanapun instrumen ini hanya bisa dijual kembali ke pasar modal dan untuk menjualnya dibutuhkan waktu setidaknya 2 hari kerja. Di sisi lain, emas (fisik) bisa dijual ke toko, Pegadaian, bank hingga penjual emas di pinggir jalan, sehingga bisa dikatakan instrumen yang satu ini relatif lebih likuid dibandingkan reksa dana.

Itu tadi pembahasan mengenai investasi emas atau reksa dana. Jadi Anda memilih instrumen yang mana?

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *