Lompat ke konten
Daftar Isi

Invoice Financing dalam P2P Lending: Penjelasan Lengkap

Invoice financing

Dalam bisnis Anda mengenal adanya istilah arus kas (cash flow). Arus kas ini mengalir dari pelanggan, ke perusahaan Anda lalu ke supplier yang menyediakan bahan baku dan tenaga kerja untuk operasional perusahaan tersebut. Lalu, bagaimana kalau aliran arus kas dari pelanggan macet? Ya, itu artinya tidak ada uang yang bisa Anda pakai untuk membayar gaji pegawai atau membeli bahan baku. 

Invoice financing melalui P2P lending adalah salah satu solusi yang bisa Anda gunakan ketika menghadapi masalah seperti ini.

Apa itu Invoice Financing?

Invoice financing adalah metode pencarian pinjaman kepada pihak ketiga dengan cara menjadikan invoice atau tagihan pembayaran konsumen sebagai jaminan. Oleh sebab itu, invoice financing seringkali juga disebut dengan account receivable financing.

Adapun yang dimaksud dengan pihak ketiga adalah pihak atau perusahaan lain yang bukan supplier atau karyawan Anda. Pihak ketiga ini bisa berupa perusahaan perbankan, atau yang terbaru juga termasuk perusahaan P2P Lending.

Umumnya, invoice financing dibutuhkan oleh perusahaan yang menjual produknya ke konsumen dalam jumlah besar, seperti perusahaan wholesaler, BUMN dan lain sebagainya sehingga konsumen perlu waktu tertentu supaya bisa membayar tagihan tersebut.

Secara garis besar manfaat dari metode peminjaman ini adalah perusahaan tidak perlu khawatir mengenai bagaimana cara menggaji karyawan dan membeli bahan baku apabila ada kendala pembayaran dari pelanggan. Bagi perusahaan penyedia pinjaman, hal ini dapat mendatangkan pendapatan tambahan, sebab perusahaan peminjam tidak hanya harus membayar pokok pinjaman saja, melainkan termasuk bunganya.

Selain untuk keperluan konsumtif, mayoritas platform peer to peer lending menyediakan layanan pinjaman untuk invoice financing.

Cara Kerja Invoice Financing

Sebelum memahami cara kerja invoice financing dalam P2P lending, sebaiknya Anda memahami beberapa istilah P2P Lending berikut ini:

  • Term of payment (TOP): Jangka waktu pelunasan yang ditetapkan oleh perusahaan kepada pelanggan. 
  • Payor: istilah yang digunakan oleh perusahaan P2P Lending kepada pelanggan perusahaan peminjam. Hal ini karena, pelanggan tersebut harus membayar sejumlah uang yang dipinjam oleh perusahaan ke pihak P2P lending. 

Terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh oleh sebuah perusahaan jika ingin mengajukan invoice financing kepada P2P Lending:

  1. Perusahaan telah menyelesaikan jasa atau mengirimkan produknya kepada pelanggan (payor) dan telah mengirimkan surat tagihan (invoice) atas jasa dan pembelian barang tersebut kepada pelanggan. 
  2. Salinan invoice tersebut lantas dikirimkan kepada pihak penyedia pinjaman. 
  3. Pihak penyedia pinjaman lantas akan memberikan kode khusus dalam bentuk virtual account kepada perusahaan dan akan memeriksa dokumen-dokumen invoice yang diserahkan oleh perusahaan untuk menentukan jumlah pinjaman maksimum dan tingkat risiko. 
  4. Jika dokumen telah diperiksa dan disetujui, maka pihak P2P Lending akan menawarkan produk invoice financing tersebut kepada lender (orang yang berinvestasi melalui platform P2P Lending terkait) dengan disertai fund fact sheet. Ada juga pihak P2P lending yang akan langsung mendanai pinjaman tersebut dengan tanpa menyebarkannya kepada investor. 
  5. Pinjaman dapat dicairkan jika minimal 70% atau 100% dari maksimum pendanaan.
  6. Pada tanggal jatuh tempo, Payor wajib membayar tagihan kepada pihak P2P Lending melalui virtual account atau kode yang telah disediakan sebelumnya. 
  7. Dana yang masuk ke dalam platform tersebut lantas dibagikan kembali ke individu lender yang telah memberikan pinjaman di marketplace P2P lending tersebut. 

Perlu Anda ketahui bahwasanya besaran dana yang dipinjamkan pihak P2P Lending tidak sama besar dengan jumlah tagihan dalam invoice. Misalnya, total tagihan customer Anda adalah sebesar Rp30.000.000, maka pihak P2P hanya akan memberikan pinjaman sebesar Rp25.000.000 kepada Anda. 

Selain itu payor juga harus melunasi piutang tersebut lebih cepat dibandingkan dengan  term of payment (TOP) yang ditetapkan oleh perusahaan Anda. Alasannya sederhana, tentu pihak P2P ingin mendapatkan uangnya kembali dalam jangka waktu yang lebih cepat karena lebih minim risiko. 

Keuntungan Invoice Financing Bagi Peminjam

1. Mendapatkan pinjaman untuk beban jangka pendek

Perusahaan membutuhkan uang untuk membiayai beban operasi mereka dalam jangka pendek. Beban jangka pendek ini, seperti biaya gaji, pembelian bahan baku, perbaikan mesin, pembelian perlengkapan dan lain-lain. Padahal, tidak semua konsumen khususnya konsumen yang langsung membeli banyak dapat dengan mudah membayar tanggungan mereka. 

Adanya skema invoice financing ini membantu perusahaan agar tetap bisa membiayai beban jangka pendek mereka sehingga operasional bisnisnya tetap terjaga dengan tanpa harus menunggu pelanggan untuk membayar tagihan.

Dua penyedia layanan P2P lending untuk invoice financing yang paling terkenal adalah Investree dan Akseleran.

2. Memanfaatkan aset “nganggur” untuk tambahan cash flow

Dalam skema akuntansi, invoice bisa termasuk kategori aset lancar berupa piutang. Aset ini tidak akan bermanfaat apa-apa sampai konsumen membayar tagihannya atau gagal membayar tagihan sehingga bisa dijadikan bukti ke meja hijau. 

Dengan adanya invoice financing, nota tagihan kepada konsumen ini bisa digunakan untuk mendapatkan pendanaan. Apalagi untuk mengajukan pinjaman yang satu ini tidak dibutuhkan aset tetap sebagai jaminan. Alias invoice saja sudah cukup. 

3. Sebagai bentuk mitigasi risiko

Seperti yang telah disebutkan di atas, umumnya invoice financing berlaku untuk perusahaan yang melayani konsumen dalam skala besar. Bahkan beberapa perusahaan P2P mensyaratkan peminjam lewat metode ini haruslah perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan besar, seperti BUMN atau perusahaan blue chip lainnya. 

Salah satu risiko melayani pelanggan yang memesan barang dalam jumlah besar seperti ini adalah risiko telat bayar atau bahkan gagal bayar. Tentu Anda masih ingat bagaimana perusahaan besar sekalipun susah untuk bertahan di kala pandemi. Nah, salah satu cara untuk mitigasi risiko gagal dan telat bayar dari konsumen ini adalah dengan mengajukan invoice financing. 

Dengan mekanisme ini, konsumen Anda akan langsung membayar kepada perusahaan P2P terkait, sementara Anda sudah mendapatkan uang pinjaman yang bisa dipakai untuk keperluan apapun. Cash flow aman, bisnis nyaman. 

Keuntungan Invoice Financing Bagi Pendana

1. Mendapatkan passive income

Keuntungan pertama dari memberikan pinjaman kepada perusahaan melalui P2P Lending adalah mendapatkan pendapatan pasif. Bahkan, boleh dibilang potensi pendapatan pasif melalui P2P Lending cenderung lebih besar dibandingkan dari bank atau instrumen investasi lainnya. 

2. Membantu operasional perusahaan

Selain keuntungan yang bersifat moneter, keuntungan mendanai perusahaan melalui mekanisme ini juga berupa pendana bisa membantu operasional perusahaan yang sedang kesulitan karena adanya gagal bayar dari konsumen. 

Untuk membantu pendana meminimalisir risiko, platform P2P pasti sudah menerapkan kriteria tertentu untuk menjadi peminjam seperti, minimum jumlah aset, alamat kantor (supaya bisa ditagih offline) hingga jenis payor.

3. Diversifikasi portofolio

Investasi melalui P2P Lending juga bisa dijadikan salah satu instrumen untuk diversifikasi portofolio pendana. Dengan demikian, pendana tidak hanya bisa berinvestasi di pasar modal dan pasar uang saja, melainkan juga di P2P Lending.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *