Lompat ke konten
Daftar Isi

Cara Memprediksi Saham akan Naik atau Turun

cara memprediksi harga saham

Penting bagi seorang trader maupun investor untuk bisa mengetahui cara memprediksi harga saham akan naik atau akan turun. Hal ini karena naik turunnya harga saham sangat berpengaruh terhadap keputusan investasi dan trading investor tersebut. 

Untungnya, sedikit banyak harga saham bisa diperkirakan akan naik atau turun. Sebab berbeda dengan komoditas lainnya, jumlah permintaan dan penawaran saham terekam dengan baik. Akibatnya, harga pasar pada instrumen ini juga bisa terekam dengan baik. 

Hanya saja, memang tidak ada trader maupun investor yang dapat memprediksi tingkat kenaikan harga saham dengan 100% tepat. Meskipun demikian, bukan berarti Anda tidak bisa mengetahui sinyal-sinyal awal atau petunjuk yang bisa mengindikasikan apakah harga saham akan segera naik atau turun. Berikut ini beberapa metode dan cara untuk memprediksi harga saham akan naik atau turun:

1. Menggunakan Indikator Teknis

Indikator teknis adalah indikator harga saham yang berdasarkan analisis data statistik harga saham tersebut di masa lalu. Ada banyak indikator teknis yang bisa dilakukan, mulai dari moving average, relative strength index (RSI), average directional index (ADX) dan lain sebagainya. 

Beberapa diantara indikator-indikator teknis tersebut dapat digunakan untuk memprediksi apakah harga saham akan naik atau turun. Indikator relative strength index (RSI) dan stochastic oscillator misalnya, dapat mendeteksi apakah sebuah saham sedang dalam posisi overbought (terlalu banyak investor yang membeli, sehingga berpotensi untuk turun) atau oversold (terlalu banyak investor yang menjual, sehingga harganya berpotensi untuk naik).

Indikator teknis ini umumnya digunakan untuk mendeteksi perubahan harga saham dalam jangka pendek. Meskipun demikian, tidak semua indikator teknis bisa digunakan untuk memprediksi perubahan ini, sebab ada banyak indikator yang baru akan muncul setelah perubahan harga terjadi (lagging indicator).

2. Menggunakan Pola Chart

Cara lain yang bisa Anda gunakan untuk memprediksi harga saham dalam jangka pendek adalah pola yang ada dalam chart. Umumnya, chart yang digunakan dalam analisis ini adalah candlestick chart karena gambar chart ini secara langsung menggambarkan perubahan volume permintaan dan penawaran serta perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Teknik analisis perubahan harga saham hanya berdasarkan pada gambar chart ini disebut dengan naked chart trading.

Teknik ini menarik untuk digunakan sebab, beberapa pola gambar chart menunjukkan secara langsung kondisi pasar. Misalnya, candlestick doji menunjukkan kondisi pasar yang sedang sideways, atau three white soldiers menunjukkan potensi kenaikan harga yang kuat, sementara three black crows sebaliknya. 

3. Menggunakan Bandarmologi

Bandarmologi adalah cara memprediksi harga saham akan naik atau turun dengan melihat pergerakan investor institusi dan investor individu besar. Hal ini karena investor institusi, seperti perusahaan sekuritas atau manajer investasi, dan investor individu besar memiliki sumber daya yang cukup untuk menggerakkan harga pasar dalam satu kali pembelian saham baik sumber daya modal maupun sumber daya manusia.

Beberapa nama investor individu besar di Indonesia yang patut untuk Anda amati pergerakannya adalah seperti Anthony Salim (pemilik Salim Group), Lo Kheng Hong, Low Tuck Kwong (pemilik Bayan Resources) dan lain sebagainya. Sederhananya, Anda bisa menyalin strategi investor-investor ini untuk mengetahui potensi pergerakan harga saham. 

Selain investor lokal, Anda juga bisa mengamati pergerakan investor luar negeri (foreign investor). Sebab, investor luar negeri yang berinvestasi di pasar modal Indonesia umumnya adalah investor institusi. Akan tetapi dengan nilai tukar 1 dolar sama dengan 15.000, investor individu dari luar negeri juga memiliki potensi yang lebih besar untuk menggerakkan harga pasar. 

4. Membaca Berita Mengenai Bisnis Sebuah Perusahaan

Cara lain untuk memprediksi harga saham akan naik atau turun adalah dengan membaca berita dan analisis dari tim ahli perusahaan sekuritas mengenai prospek bisnis perusahaan tersebut. Saat ini, sudah banyak laman berita yang menyajikan informasi mengenai hal ini, seperti Kontan, Bisnis dan lain sebagainya. Berita-berita tersebut bisa Anda peroleh secara gratis maupun berbayar di internet dan di aplikasi investasi yang Anda gunakan. 

Hasil analisis dari tim ahli tersebut memang belum tentu 100% tepat. Namun dengan mempertimbangkan keahlian dan latar belakang keuangan mereka, tentunya hal ini bisa Anda jadikan pertimbangan sebelum membeli atau menjual sebuah saham. 

Berita lain yang perlu Anda perhitungkan adalah sentimen positif maupun negatif mengenai saham tersebut. Misalnya, dampak kenaikan harga CPO di pasar internasional terhadap potensi pendapatan dan laba perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Namun tentunya untuk memahami hal ini, Anda perlu mengetahui model bisnis perusahaan terkait terlebih dahulu. 

5. Menggunakan Analisis Fundamental

Apabila Anda berniat untuk melakukan investasi jangka panjang di instrumen saham, maka cara yang bisa Anda gunakan untuk memprediksi harga sebuah saham akan naik atau akan turun dalam jangka panjang adalah dengan menggunakan analisis fundamental. Analisis fundamental adalah analisis yang digunakan untuk menilai nilai dan kapabilitas sebuah perusahaan secara penuh. 

Dalam analisis ini, Anda tidak hanya mempertimbangkan berita-berita mengenai bisnis sebuah perusahaan dan sentimen saja, tetapi juga mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan tersebut secara keseluruhan. Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan berbagai analisis keuangan, seperti return on asset (ROA), return on investment (ROI), net present value (NPV) dan lain sebagainya. 

Umumnya, indikator ini digunakan untuk memilih saham yang tepat untuk investasi jangka panjang. Namun bukan berarti, indikator ini tidak bisa digunakan untuk memprediksi harga saham. Pasalnya, apabila Anda bisa memilih saham yang undervalue (harga di pasar lebih rendah dibandingkan dengan nilai sebenarnya), maka bukan tidak mungkin Anda akan mendapatkan kenaikan harga saham yang tinggi di masa depan (saham multibagger). 

Alih-alih menggunakan cara-cara di atas satu per satu, baik trader maupun investor umumnya menggunakan strategi di atas secara bersamaan meskipun memiliki fokus analisis yang berbeda. Trader yang menginginkan perubahan jangka pendek cenderung menggunakan analisis teknis dan chart, sementara investor jangka panjang menggunakan analisis fundamental. 

Namun apapun teknik yang Anda gunakan, tidak ada yang bisa memprediksi penurunan atau kenaikan harga saham 100%. Oleh sebab itu, jangan lupa untuk mempersiapkan level cut loss untuk menghindari kerugian, disiplin dengan strategi take profit dan hindari sikap rakus (greedy) dan FOMO.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *