Lompat ke konten
Daftar Isi

Reksa Dana: Definisi, Manfaat, Cara Memilih

reksa dana

Bila diibaratkan semua bentuk investasi adalah makanan penutup, reksa dana adalah kue pie. Diibaratkan demikian karena reksa dana terdiri dari kumpulan bahan-bahan yang berbeda – seperti saham dan obligasi – yang disimpan di dalam portofolio reksa dana.

Ketika kita membeli reksa dana itu sama saja dengan kita membeli sepotong kue pie tersebut. Misal kita memiliki 3% reksa dana di Bank Mandiri, hal tersebut tidak sama dengan kita memiliki saham sebesar 3% namun reksa dana yang kita miliki adalah bagian dari dana 3% tersebut.

Sebagai salah satu bentuk investasi keuangan, artikel ini akan lebih lanjut membahas reksa dana. Mari kita simak!

Definisi Reksa Dana

Reksa dana adalah tempat di mana para investor dapat mengumpulkan dana investasi mereka yang kemudian akan dikelola oleh manajer investasi. Dana tersebut akan ditempatkan pada berbagai jenis portofolio investasi atau produk keuangan lainnya. Manajer investasi akan dibantu oleh komite investasi dan pengelola investasi.

Secara teknis, reksa dana adalah sebuah perusahaan investasi atau perusahaan reksa dana. Jadi, ketika investor membeli reksa dana, mereka sebenarnya membeli kepemilikan saham dan menjadi pemegang saham.

Sebelum memilih reksa dana, kita perlu mempertimbangkan tujuan investasi dan strategi investasi yang akan dicapai melalui reksa dana tersebut. Tujuan investasi akan menentukan jenis investasi yang dipilih oleh manajer investasi untuk mengelola reksa dana tersebut.

Sebagai contoh, manajer investasi akan mengelola dana obligasi untuk jangka panjang. Jika obligasi tersebut ditujukan untuk pertumbuhan kapitalisasi, manajer investasi akan menyalurkan dana tersebut ke perusahaan kapital atau perusahaan yang bermodal besar. Reksa dana juga dapat diinvestasikan di luar aset utamanya untuk memenuhi tujuannya, misalnya dengan menyalurkan 80% dana obligasi untuk jangka panjang dan 20% untuk jangka pendek atau aset lainnya.

Namun, kita perlu berhati-hati agar tidak terlalu banyak berinvestasi dalam reksa dana. Jika terlalu banyak, hal ini dapat membatasi keragaman portofolio investasi dan mempengaruhi kondisi pasar.

Informasi rinci tentang reksa dana yang dipilih dapat ditemukan dalam prospektus reksa dana. Dokumen ini berisi detail tentang reksa dana, termasuk pembentukan reksa dana, penyebaran prospektus, formulir pembelian unit penyertaan, dan tingkat likuidasi. Dokumen ini bersifat legal dan biasanya disiapkan oleh penyedia dana dengan komisi sekuritas yang diberikan kepada semua investor baru.

Macam-Macam Reksa Dana

Sebelum memulai investasi, mengenal terlebih dahulu jenis-jenis reksa dana tentu sangatlah penting.

Berikut adalah macam-macam reksa dana:

  • Reksa Dana Pasar Uang: Reksa dana ini menginvestasikan seluruh dana yang ada ke dalam deposito, sertifikat bank, dan obligasi dengan jangka waktu kurang dari satu tahun. Walaupun risikonya lebih rendah, keuntungannya juga cenderung lebih sedikit.
  • Reksa Dana Pendapatan Tetap: Jenis reksa dana ini mengalokasikan minimal 80% dari portofolio ke obligasi dan efek utang. Meskipun keuntungannya lebih besar dibandingkan dengan reksa dana pasar uang, risikonya juga lebih tinggi.
  • Reksa Dana Campuran: Reksa dana ini mengalokasikan dana investasinya ke dalam portofolio yang terdiversifikasi dengan saham dan obligasi biasanya dalam proporsi 60:40. Risiko reksa dana campuran bersifat moderat dengan potensi keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana pendapatan tetap.
  • Reksa Dana Saham: Jenis reksa dana ini memperoleh keuntungan dengan berinvestasi di pasar saham. Biasanya, sekitar 80% dari portofolio reksa dana ini diinvestasikan ke dalam saham. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pertumbuhan nilai investasi dalam jangka panjang, yaitu sekitar 5 tahun atau lebih.
  • Reksa Dana Alokasi Aset: Jenis reksa dana ini mengalokasikan dana investasi ke dalam saham dan obligasi untuk mendapatkan keuntungan yang optimal sambil menjaga risiko investasi.
  • Reksa Dana Komoditas: Reksa dana ini mengalokasikan sebagian besar dana investasi ke dalam perusahaan komoditas seperti perusahaan energi, pertambangan, atau perminyakan.
  • Reksa Dana Alternatif: Jenis reksa dana ini menginvestasikan dananya ke dalam aset keuangan yang tidak termasuk dalam kategori saham, obligasi, atau bentuk konvensional lainnya. Contohnya termasuk dana lindung nilai, properti riil, dan aset yang berwujud. Strategi perdagangannya cenderung lebih kompleks.
  • Reksa Dana Target Waktu: Reksa dana ini memiliki jangka waktu tertentu dengan kebijakan investasi yang disesuaikan dengan jangka waktu tersebut. Reksa dana ini dapat mengubah komposisi efek atau instrumen investasinya untuk memenuhi kebutuhan investor sesuai dengan siklus perencanaan keuangan.

Manfaat Reksa Dana

Investasi dalam reksa dana menawarkan berbagai peluang keuntungan bagi investor. Berikut adalah alasan-alasan mengapa investor tertarik untuk berinvestasi pada reksa dana:

1. Diversifikasi portofolio dengan cepat

Dengan reksa dana, investor dapat berinvestasi pada ratusan atau ribuan saham dan obligasi (juga dikenal sebagai sekuritas) tanpa harus memiliki modal besar. Salah satu keunggulan reksa dana adalah diversifikasi instan.

Sebagai seorang professor keuangan di Bryant University, Jack Trifts menjelaskan bahwa untuk mendapatkan diversifikasi yang efektif, investor setidaknya harus memiliki 40 hingga 50 sekuritas dalam portofolionya. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi investor yang memiliki keterbatasan sumber daya.

Namun, dengan reksa dana, diversifikasi portofolio dapat dilakukan dengan sangat mudah. Sehingga, investor tidak perlu bersusah payah mengumpulkan portofolio yang terdiversifikasi sendiri karena setiap saham dalam reksa dana akan dialokasikan ke semua kepemilikan dana, sehingga portofolio tersebut menjadi terdiversifikasi.

2. Batas minimal investasi yang rendah

Persyaratan batas minimal investasi pada sebagian besar reksa dana relatif rendah, yaitu sekitar Rp10.000 saja.

Dengan batas minimal yang rendah tersebut, investor akan memiliki kebebasan untuk membeli reksa dana yang mereka inginkan. Hal ini memudahkan investor untuk berinvestasi dan bahkan memungkinkan sponsor tempat kerja untuk menyediakan rencana investasi otomatis melalui reksa dana.

3. Dikelola oleh profesional

Investor pada dasarnya dapat mempercayakan pengelolaan keputusan investasi reksa dana kepada orang lain, yakni manajer investasi. Manajer investasi akan membuat keputusan apakah dana yang terkumpul akan dikelola secara aktif atau pasif, serta memantau kinerja investasi kita secara profesional.

Reksa Dana Pasif dan Aktif

Reksa dana pasif dan aktif adalah dua jenis strategi pengelolaan investasi reksa dana. Strategi ini didapat dengan menyesuaikan reksa dana dengan profil dan preferensi risiko yang ditoleransi investor. Strategi pengelolaan ini tentu digunakan oleh manajer investasi dalam mengelola portofolio investasi reksa dananya.

aktif vs pasif mutual fund

Reksa dana pasif adalah strategi yang menghasilkan keuntungan sejalan dengan pasar atau indeks, dan umumnya memberikan bunga dan kupon obligasi secara periodik. Strategi ini juga dikelola dengan biaya pengelolaan yang relatif rendah karena dikelola secara pasif oleh manajer investasi.

Strategi ini biasanya dipilih oleh investor yang percaya bahwa dalam jangka panjang, reksa dana akan sulit mengalahkan return pasar seperti saham dan obligasi, dan juga oleh investor konservatif yang mencari tingkat kepastian return yang lebih tinggi. Singkatnya, strategi ini digunakan untuk mengoptimalkan tingkat kepastian return, bukan untuk mencari keuntungan yang sangat fantastis.

Di sisi lain, reksa dana aktif adalah strategi di mana manajer investasi akan mengelola dana investasi secara aktif dan memilih investasi mana yang akan dibeli atau dijual dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, biasanya dengan mengacu pada tolak ukur indeks pasar.

Strategi ini juga terbagi menjadi dua yaitu growth investing dan value investing. Keduanya adalah strategi investasi yang dipraktikkan oleh investor legendaris seperti Warren Buffet dan Benjamin Graham.

Biaya Dalam Reksa Dana

Investor dapat memilih untuk mengelola reksa dananya secara pasif atau aktif, tergantung pada preferensi dan filosofi investasi masing-masing. Jika investor yakin bahwa manajer investasi dapat mengelola reksa dana mereka secara aktif dan bersedia membayar biaya pengelolaan yang lebih tinggi, mereka dapat melakukannya sesuai dengan harga yang ditawarkan.

Namun, bagi mereka yang ingin menghindari risiko dan biaya yang tinggi, investasi dalam indeks pasif mungkin lebih cocok. Biaya reksa dana bervariasi tergantung pada jenis dana yang dipilih. Salah satu cara yang umum digunakan untuk menghitung biaya adalah rasio beban atau expense ratio.

Expense ratio adalah biaya tahunan yang dikenakan kepada investor dan dihitung sebagai perbandingan antara nilai aset bersih rata-rata dan biaya operasional. Semakin rendah expense ratio, semakin efisien manajer investasi dalam mengelola reksa dana.

Rata-rata expense ratio untuk reksa dana saham aktif adalah sekitar 0,55%, dan bisa mencapai lebih dari 2% untuk reksa dana internasional. Sementara itu, rata-rata expense ratio untuk indeks saham adalah sekitar 0,08%.

Beberapa reksa dana tidak memiliki biaya beban penjualan, yang muncul saat terjadi transaksi pembelian atau penjualan. Namun, investor perlu menghindari biaya 12b-1, biaya berkelanjutan yang dibayarkan ke penasihat atau perusahaan untuk memasarkan dana. Sebaiknya biaya tersebut dialokasikan ke instrumen investasi lainnya.

Pajak Reksa Dana

Pajak Reksa Dana

Exchange-traded funds (ETF) lebih menguntungkan dari segi pajak dibandingkan dengan reksa dana. Ini disebabkan karena investor melakukan transaksi jual beli langsung melalui bursa efek, sementara pada reksa dana, investor harus membeli atau menjual melalui manajer investasi.

Manajer investasi biasanya melakukan lebih banyak transaksi jual beli di dalam reksa dana, yang dapat menimbulkan tagihan pajak yang tidak terduga bagi investor. Pajak yang dibebankan pada reksa dana tergantung pada keuntungan yang didapat dalam jangka waktu tertentu. Semakin singkat jangka waktu investasi, semakin besar pajak yang harus dibayar.

Selain itu, investor juga dikenai pajak atas dividen yang diterima dari reksa dana. Jika investor memutuskan untuk menginvestasikan kembali dividen, pajak tetap harus dibayar.

Namun, tagihan pajak atas distribusi reksa dana pada tahun penerimannya dapat dihindari dengan menyimpan dana tersebut di rekening yang memiliki pajak tangguhan, seperti rekening pensiun individu. Dengan demikian, investor tidak perlu membayar pajak sampai dana tersebut ditarik dari rekening tersebut.

Tips Memilih Reksa Dana

  1. Tentukan tujuan investasi dan jangka waktu yang diharapkan.
  2. Pertimbangkan preferensi risiko yang bisa ditoleransi.
  3. Hindari berinvestasi pada saham jika jangka waktu kurang dari lima tahun.
  4. Perhatikan beban operasional sebagai poin penting dalam memilih jenis investasi.
  5. Perhatikan kinerja reksa dana dengan mempertimbangkan rekam jejak yang semakin panjang menunjukkan hasil yang lebih baik.
  6. Pilih manajer investasi terbaik dengan riwayat kerja yang baik dalam menghasilkan keuntungan.
  7. Evaluasi risiko dengan membandingkan deviasi standar, rasio Sharpe, dan rekan-rekannya.
  8. Reksa dana dengan deviasi standar yang rendah cenderung memiliki sedikit risiko.
  9. Rasio Sharpe yang lebih tinggi menunjukkan manajer investasi mengambil risiko yang lebih sedikit untuk mencapai keuntungan.
  10. Pastikan untuk memeriksa informasi beban operasional, deviasi standar, dan rasio Sharpe di situs web reksa dana sebelum memilihnya.

Cara Membeli Reksa Dana

  1. Lakukan pembelian reksa dana secara langsung di lembaga manajer investasi yang mengelola transaksi jual beli dan menerbitkan produk reksa dana atau di aplikasi jual beli reksa dana.
  2. Hitung pembelian reksa dana berdasarkan basis per saham atau dalam jumlah tertentu.
  3. Pembelian reksa dana di bank dapat dilakukan jika bank tersebut memiliki izin sebagai agen penjual reksa dana (APERD).
  4. Harga per saham reksa dana ditentukan oleh nilai aktiva bersih (NAB) yang merupakan jumlah dana yang dikelola dalam reksa dana.
  5. NAB dihitung dengan menjumlahkan nilai saat ini dari kepemilikan dana dan dikurangi biaya dana. Setelah itu dibagi dengan jumlah saham yang dimiliki investor yang disebut shares outstanding atau saham yang beredar.
  6. Manajer investasi menghitung NAB setiap hari perdagangan saat pasar sudah ditutup.
  7. Investor akan menerima NAB berikutnya yang tersedia setelah penutupan pasar pada hari perdagangan.
  8. Harga per saham reksa dana akan diketahui pada waktu tutup pasar berikutnya.

Reksa Dana yang Diperdagangkan di Bursa Efek atau Exchange-Traded Funds (ETF)

Meskipun terlihat serupa, ada perbedaan antara reksa dana dan ETF. Disebut serupa karena keduanya mengumpulkan uang investor untuk membeli sekumpulan sekuritas yang disesuaikan dengan tujuan investasi. Jenis reksa dana ini memiliki unit penyertaan yang diperdagangkan di bursa efek. Exchange-Traded Funds (ETF) merupakan hasil pengembangan reksa dana indeks.

ETF ini dapat dibeli melalui pialang/broker berbeda dari reksa dana biasa yang dibeli melalui manajer investasi. ETF juga diperdagangkan seperti saham, sehingga terkadang ETF dibeli dalam jumlah tertentu karena harganya yang berfluktuasi sepanjang hari berdasarkan permintaan investor. ETF tidak perlu menunggu sampai waktu dagang pasar tutup untuk menghitung NAB.

Kendala dari produk ini adalah likuiditasnya. Agar likuid, dealer partisipan sebagai pemain dalam bursa efek perlu menandatangani perjanjian dengan manajer investasi ETF yang berfungsi sebagai market maker. Market maker sendiri memiliki peran sebagai pihak yang bertugas menjual dan membeli ETF pada harga tertentu sehingga ETF menjadi mudah diperdagangkan atau likuid.

Cara Menjual Reksa Dana

Meskipun reksa dana terbilang cukup hebat, pada akhirnya kita perlu menjual kembali sebagian atau seluruh saham yang dimiliki pada perusahaan reksa dana secara langsung yang disebut juga “pencairan” atau penjualan kembali unit penyertaan.

Proses pencairan ini sama seperti membeli, kita melakukan transaksi dalam harga tertentu atau jumlah saham tertentu. Sebagai imbalannya, manajer investasi akan memberikan kita uang tunai berdasarkan NAB yang tersedia. Waktu yang dibutuhkan dalam proses pencairan ini ditentukan oleh alokasi aset produk reksa dana yang ingin dijual.

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto memiliki motto "Investasi tidak harus membosankan". Sebagai penggiat dunia pasar saham, Pratomo memiliki misi meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *