Lompat ke konten
Daftar Isi

Daftar Saham Konstruksi Terbaik di 2023, BUMN dan Swasta

Perusahaan Konstruksi Terbaik

Saham konstruksi adalah saham dari perusahaan yang memiliki bisnis pada jasa konstruksi bangunan, pengembangan lahan, properti, jalan tol, dll. Perusahaan di sektor ini dapat berupa BUMN atau swasta dan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Beberaapa analis menyebutkan bahwa investasi di saham sektor ini masih akan menantang dalam 2 tahun kedepan. Hal ini karena beberapa hal, yaitu pertama pergantian kepemimpinan dari Presiden Jokowi ke presiden selanjutnya tentu akan mengubah kebijakan mengenai infrastruktur, akibatnya penyelesaian proyek infrastruktur ini bisa saja dipercepat sebelum masa kinerja Presiden Jokowi selesai. Kedua, kenaikan biaya bahan baku baik impor maupun ekspor, kondisi perekonomian dunia saat ini tentu akan menantang bagi emiten sektor ini.

Ketiga, beberapa emiten mengalami gagal bayar surat utang mereka, padahal biasanya emiten konstruksi sangat bergantung dari pembiayaan utang. Hal ini bisa meningkatkan biaya modal mereka (cost of capital), karena mereka dituntut untuk memberikan bunga yang lebih tinggi ketika menerbitkan obligasi atau mencari pinjaman bank. Akibatnya, kinerja mereka akan terhambat.

1. Waskita Karya (WSKT)

Waskita Karya (WSKT)

Waskita Karya adalah perusahaan konstruksi BUMN yang didirikan dari tahun 1961 silam. WSKT merupakan perusahaan nasionalisasi dari semula dijalankan pemerintah Belanda.

Salah satu karya emiten saham konstruksi ini adalah Gedung BNI46, Gedung Bank Indonesia (BI), Hotel Shangri-La dan juga Menara Mandiri Plaza.

Sejak menjual sahamnya pada tahun 2012 silam, kinerja Waskita Karya terbilang fluktuatif. Sempat selama satu tahun mendapatkan kerugian, sebelum kemudian berbalik mendapatakan keuntungan. Per tanggal 10 Agustus 2023, saham dengan kode WSKT ini sedang disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 7 Agustus 2023. Hal ini karena perusahaan ini gagal membayar utang obligasi dan adanya kecurigaan manipulasi laporan keuangan.

2. Adhi Karya (ADHI)

Adhi Karya (ADHI)

Adhi Karya merupakan saham sub sektor konstruksi dan bangunan yang terkenal. Emiten konstruksi milik negara ini juga hasil nasionalisasi dari Belanda.

Bisnis yang dikelola Adhi Karya mencakup konstruksi, engineering & construction (EPC), properti, industri, hingga investasi. Performa keuangan Adhi Karya mulai pulih kendati belum maksimal imbas dari pandemi Covid-19.

Sedikit berbeda dengan WSKT, ADHI pada paruh pertama tahun 2023 masih membukukan keuntungan, yaitu sebesar 12,41 miliar atau naik sebesar 21,3% dibandingkan laba perusahaan ini pada Juni tahun lalu. Meskipun tampak besar, namun apabila dibandingkan dengan pendapatan perusahaan yang sebesar 6,5 triliun rupiah, nilai 12 miliar terbilang kecil. Hal ini karena adanya peningkatan beban pokok penjualan yang di atas 5 triliun, sehingga membuat potensi pendapatan menurun.

3. Wijaya Karya (WIKA)

Wijaya Karya (WIKA)

WIKA merupakan salah satu PT kontraktor terbesar di Indonesia. BUMN yang dibentuk tahun 1960 silam ini dulu bernama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Emiten ini sahamnya dimiliki 65% oleh pemerintah.

Bisnisnya meliputi engineering dan procurement and construction. Beberapa bangunan infrastruktur yang pernah ditangani WIKA misalnya: simpang susun Semanggi, Terminal 3 Bandar Udara Soekarno-Hatta, Bendungan Jatigede, Bandar Udara Ngurah Rai, Jembatan Suramadu, dan jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Tidak jauh berbeda dari dua saham sebelumnya, PT Wijaya Karya membukukan kerugian sebesar 1,88 triliun rupiah pada paruh awal tahun 2023 ini. Nilai ini jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai kerugian pada paruh awal tahun 2022 lalu yang “hanya” sebesar 13,3 miliar. Selain kerugian ini, WIKA juga masih memiliki utang obligasi dengan jatuh tempo pada akhir tahun 2023 ini sebesar 331 miliar rupiah.

Pihak perusahaan menyebutkan bahwa selain karena peningkatan bahan baku dan penurunan jumlah proyek yang dihandle perusahaan, penurunan ini juga karena proyek-proyek yang seharusnya dapat mendatangkan cash flow pada perusahaan tidak bisa dieksekusi karena adanya pandemi lalu.

4. PT Pembangunan Perumahan (PTPP)

PT Pembangunan Perumahan (PTPP)

PT PP sering dianggap sebagai saham konstruksi terbaik karena memiliki berbagai aset yang dikenal masyarakat. Nama awalnya adalah NV Pembangunan Perumahan yang dibentuk tahun 1953. PTPP berhasil membangun berbagai gedung megah mulai dari Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, Ambarukmo Palace Hotel Yogyakarta, dan Samudera Beach Hotel Pelabuhan Ratu.

Pada triwulan pertama tahun 2023 ini kinerja PTPP masih terbilang positif. Secara YoY, pendapatan meningkat dari 4,28 triliun menjadi 4,36 triliun rupiah, sementara laba juga meningkat dari 53 miliar menjadi 61 miliar rupiah. Namun demikian, peningkatan laba ini juga diikuti dengan peningkatan utang dari 42,7 triliun menjadi 43,8 triliun yang mana lebih dari separuh hutang tersebut merupakan utang jangka pendek.

5. Total Bangun Persada (TOTL)

Total Bangun Persada (TOTL)

Total Bangun Persada adalah perusahaan pembangunan swasta yang memiliki bidang uaha konstruksi serta layanan yang berhubungan. Perusahaan berdiri tahun 1970 dan telah menyelesaikan puluhan proyek pembangunan di berbagai daerah di tanah air.

Terjadinya pandemi Covid-19 tak menghentikan pekerjaan TOTL. Di penghujung tahun 2020 TOTL mendapat kontrak dari Intiland Development untuk membangun apartemen SQ Res yang targetnya selesai tiga bulan pertama tahun 2023. Lalu saat masih menyelesaikan Sakura Garden City di bulan Maret 2021 lalu, emiten pun mendapat kontrak baru pembangunan hotel sebesar Rp26 miliar.

Meskipun terdapat peningkatan beban pokok penjualan sebagaimana perusahaan konstruksi lainnya pada daftar ini, TOTL masih mengantongi peningkatan laba pada triwulan pertama tahun 2023. Laba perusahaan ini naik dari 27,3 miliar pada Maret 2022 menjadi 29,9 miliar rupiah pada Maret 2023.

6. Surya Semesta Internusa (SSIA)

Surya Semesta Internusa (SSIA)

Emiten saham konstruksi swasta dengan kode SSIA ini masih harus melalui beban berat akibat merosotnya kinerja keuangan. Sementara terjadinya pemulihan ekonomi dimungkinkan bisa meningkatkan permintaan akan lahan industri yang berimbas positif untuk jangka panjang. Saham SSIA ini pun cukup menarik dan masih layak untuk dikoleksi karena memiliki aset bangunan yang terdiversifikasi.

Sempat mendapatkan keuntungan hingga 92 miliar rupiah pada Juni tahun 2022 lalu, tahun ini PT Surya Semesta Internusa membukukan kerugian hingga 26,6 miliar rupiah. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan pada beban pokok penjualan dan beban administrasi yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Sebab apabila dilihat dari pendapatannya saja, pendapatan perusahaan dengan kode SSIA ini meningkat secara YoY hingga 290 miliar rupiah.

7. Jasa Marga (JSMR)

Jasa Marga (JSMR)

Jasa Marga kerap dianggap sebagai BUMN konstruksi terbaik karena memiliki peran sentral dalam pembangunan jalan tol di tanah air. Kinerja positif juga dimiliki oleh Jasa Marga. Pada triwulan pertama tahun 2023 ini, perusahaan dengan kode saham JSMR ini mengalami kenaikan pendapatan hingga 6% secara YoY dari 2,9 triliun rupiah pada Maret 2022 menjadi 3,015 triliun per Maret 2023. Kenaikan pendapatan ini diikuti dengan kenaikan laba sekitar 58% dari 279 miliar menjadi 425 miliar rupiah pada periode yang sama.

Menurut Corporate Communication & Community Development Group Head perusahaan ini, hal ini karena adanya peningkatan pendapatan tol (Investor.id). Memang berbeda dari perusahaan-perusahaan lain di atas, sumber pendapatan utama dari JSMR adalah tarif tol, sehingga semakin banyak kendaraan yang melalui jalan ini, maka semakin besar pula potensi pendapatan JSMR.

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya awal tahun 2023 bukanlah awal tahun yang baik untuk emiten konstruksi. Kenaikan suku bunga dan harga bahan baku, potensi pergantian presiden dan program, hingga isu miring terkait utang gagal bayar dan manipulasi laporan keuangan menghantui.

Maka dari itu, sebelum membeli saham sektor ini Anda disarankan untuk menganalisis kinerja bisnis keuangan dan berita-berita saham terkini. Sebab tidak seperti saham defensif, saham sektor konstruksi cukup rentan terhadap perubahan sentimen masyarakat dan kebijakan pemerintah. Anda bisa update berita saham terkini secara gratis di aplikasi ini.

Melvern Pradana

Melvern Pradana

Melvern Pradana adalah seorang investor yang aktif menanam modal di pasar saham, cryptocurrency, P2P lending, dan reksa dana. Idolanya adalah Warren Buffett dan Peter Thiel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PART OF :

Saham Terbaik