Lompat ke konten
Daftar Isi

Saham IPO, Beli atau Hindari?

saham IPO

Pada tahun 2023 ini, pasar modal Indonesia sempat diramaikan dengan beberapa perusahaan tertutup yang melakukan IPO, seperti PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA atau bioskop XXI) dan PT. Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Tidak jarang, proses IPO ini mengundang animo yang tinggi dari masyarakat, khususnya apabila perusahaan yang sedang melakukan hal ini adalah perusahaan terkenal, seperti GOTO atau BUKA beberapa waktu lalu. 

Pasalnya, perusahaan tidak jarang melakukan publikasi besar-besaran mengenai kegiatan ini. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah supaya semakin banyak investor yang membeli saham mereka dan kegiatan tersebut berlangsung dengan sukses. 

Tapi, sebagai investor Anda sebaiknya tidak hanya menggunakan dalih-dalih perusahaan saat press conference ini sebagai pertimbangan dalam membeli saham yang baru IPO. Baca artikel berikut ini untuk mengetahui berbagai faktor yang perlu Anda pertimbangkan sebelum membeli saham IPO. 

Mengerti Apa Itu IPO

Initial public offering (IPO) adalah proses yang terjadi ketika sebuah perusahaan (emiten) pertama kali menjual saham di bursa. Dengan proses ini, perusahaan yang sebelumnya merupakan perusahaan tertutup (private) menjadi perusahaan publik (public). 

Oleh sebab itu, istilah lain dari perusahaan yang baru melakukan IPO adalah “Go Public”. Selain Go public, istilah lain yang juga sering digunakan adalah “Penawaran Saham Perdana” atau “Penawaran Perdana” dan “Melantai di Bursa”. 

Perusahaan melakukan kegiatan IPO ini untuk berbagai tujuan. Pertama, untuk memperoleh dana segar demi ekspansi yang lebih cepat. Kedua, memperoleh dana segar untuk membayar utang. Ketiga, untuk melakukan restrukturisasi perusahaan. 

Menurut pemberitaan CNBC, diperkirakan pada akhir tahun 2023 ini total jumlah perusahaan publik yang sudah IPO di Bursa Efek Indonesia adalah 892 perusahaan. Dengan jumlah ini, BEI menjadi bursa efek kedua dengan jumlah pencatatan terbanyak di Asia Tenggara. 

Dulu, untuk membeli saham yang baru listing di bursa, Anda harus membuat rekening dana nasabah (RDN) di perusahaan sekuritas yang menjadi underwriter perusahaan yang akan IPO tersebut. Namun sejak tahun 2022, BEI mempermudah proses ini dengan memungkinkan investor untuk membeli saham-saham baru listing di Electronic Indonesia Public Offering (e-ipo).

Di laman tersebut, Anda bisa melihat daftar perusahaan mana saja yang sedang dalam proses IPO, mengunduh dan membaca prospektus saham tersebut dan mengikuti proses pembelian saham dari bookbuilding hingga offering. Meskipun sudah dipermudah oleh BEI, namun tidak dapat dipungkiri, investasi pada saham IPO cukup berisiko. 

Keuntungan Berinvestasi di Saham IPO 

Sebelum mengetahui risiko membeli saham IPO, sebaiknya Anda tahu terlebih dahulu keuntungan berinvestasi pada saham-saham yang baru listing di bursa berikut ini:

1. Membeli saham dengan harga tetap dan rendah

Jika biasanya harga saham akan fluktuatif, namun ketika Anda membeli saham yang baru IPO harganya akan tetap. Sebab, harga saham yang “sedang dalam proses IPO” umumnya ditentukan berdasarkan jumlah investor peminat dan harga yang dimasukkan peminat saat proses bookbuilding oleh perusahaan sekuritas. Harga saham ini baru akan fluktuatif ketika hari pertama resmi offering. 

Tidak hanya itu, seringkali harga IPO juga lebih rendah dibandingkan dengan harga saham tersebut ketika sudah resmi listing di bursa. Khususnya apabila perusahaan penerbit saham tersebut memiliki kondisi fundamental dan prospek bisnis yang bagus. 

2. Potensi keuntungan jangka pendek

Dibandingkan saham lain yang sudah ada di bursa, saham yang baru IPO memiliki kelonggaran auto reject atas (ARA) dan auto reject bawah (ARB). Ini artinya, harga saham ini bisa naik lebih tinggi atau turun lebih rendah dibandingkan dengan saham lain. Bagi trader jangka pendek, hal ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. 

Risiko Berinvestasi di Saham IPO

1. Tidak mendapatkan penjatahan

Salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh investor yang membeli saham yang sedang proses IPO adalah tidak mendapatkan penjatahan. Hal ini bisa terjadi kalau jumlah saham perusahaan tersebut yang dijual di bursa terbilang lebih sedikit dibandingkan jumlah investor peminat. 

Selain tidak mendapatkan keuntungan yang maksimal, masalah dari tidak mendapatkan penjatahan adalah, uang Anda akan ditahan terlebih dahulu oleh pihak sekuritas sampai proses IPO selesai, sehingga uang tersebut tidak bisa Anda gunakan untuk keperluan sehari-hari. 

2. Risiko penurunan harga

Risiko paling penting dalam yang harus dihadapi oleh investor ketika membeli saham yang baru IPO adalah risiko penurunan harga baik dalam jangka pendek maupun jangka menengah dan panjang. Dalam jangka pendek, hal ini bisa disebabkan oleh banyaknya trader yang membeli saham tersebut, sehingga mereka langsung menjualnya ketika harga naik. 

Adapun penurunan harga jangka panjang bisa disebabkan oleh tingginya hype perusahaan saat IPO tidak ditunjang dengan kondisi keuangan dan bisnis yang baik. Akibatnya, investor maupun trader akan secara berangsur-angsur menjual saham tersebut. Oleh sebab itu, Anda perlu memilih saham yang baru IPO dengan hati-hati sebelum membelinya. 

Cara Mengevaluasi Saham IPO

Lalu, bagaimana cara mengevaluasi dan memilih saham IPO? Berikut ini beberapa faktor yang perlu Anda pertimbangkan:

1. Tujuan IPO

Seperti yang telah disebutkan di atas, ada perusahaan yang menggunakan IPO untuk ekspansi bisnis, tetapi ada juga yang menggunakannya untuk membayar utang. Tentunya menggunakan dana IPO untuk ekspansi bisnis tampak lebih aman dibandingkan dengan membayar utang. Tapi, Anda juga harus melihat apakah ekspansi bisnis tersebut memiliki potensi untuk berkembang atau tidak. 

2. Laporan keuangan

Setiap perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) harus membuat dan menyampaikan laporan keuangan mereka kepada investor. Begitu juga dengan perusahaan yang baru IPO. Hanya saja, laporan keuangan yang dilaporkan oleh emiten baru ini bisa jadi terbatas hanya 2 atau 3 tahun. Meskipun demikian, tetap penting untuk menganalisis laporan keuangan ini untuk mengetahui kinerja bisnis perusahaan tersebut sebelumnya dan potensinya kedepan. 

3. Potensi bisnis perusahaan

Selain laporan keuangan, Anda juga harus memperkirakan potensi bisnis perusahaan tersebut dalam beberapa tahun kedepan. Beberapa bahan yang bisa Anda pakai untuk menganalisis hal ini, seperti prospektus, berita-berita mengenai perusahaan tersebut dan bidang bisnisnya dan analisis ahli di bidang keuangan mengenai perusahaan tersebut. 

Beberapa sumber juga menyebutkan kalau investor perlu mempertimbangkan sektor saham yang baru IPO tersebut. Hal ini mengingat kalau beberapa sektor saham, seperti saham BUMN, cenderung jarang naik begitu IPO.

Saham IPO, Beli atau Hindari?

Saham IPO lebih cocok untuk dibeli oleh investor dengan tingkat toleransi risiko yang cukup tinggi dan atau oleh trader. Hal ini mengingat adanya potensi penurunan harga yang cukup tajam dalam jangka pendek hingga panjang serta minimnya bahan-bahan yang bisa digunakan untuk menganalisis kondisi fundamental perusahaan.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PART OF :

Saham Terbaik