Lompat ke konten
Daftar Isi

Cara Memilih Saham Yang Bagus Untuk Investasi

Cara Memilih Saham Yang Bagus Untuk Investasi

Saat ini ada sekitar 700 saham perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari perusahaan di berbagai sektor. Tentu di antara 700 saham tersebut ada yang bagus, tapi ada juga yang jelek, ada yang mahal tetapi juga ada yang murah. Lantas, apakah saham yang bagus pasti mahal dan yang jelek pasti murah? Berikut ini cara memilih saham yang baik untuk investasi:

1. Pilih Saham Dari Sektor Yang Sedang Diuntungkan Kondisi Ekonomi

Langkah pertama adalah Anda dapat memilih saham dari sektor yang sedang diuntungkan oleh kondisi ekonomi nasional dan internasional. Cara ini mengharuskan Anda untuk up to date terhadap berita-berita ekonomi terkini. 

Setelah ketemu kira-kira kondisi ekonomi makro sedang memihak kepada sektor apa, nah kini saatnya Anda memperkirakan apakah dukungan ekonomi makro ini dapat berlangsung panjang sampai target investasi Anda terpenuhi atau tidak. Jika iya, maka kini saatnya Anda mengecek fact sheet masing-masing indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Indeks saham adalah gabungan dari beberapa saham kategori tertentu setelah dihitung dengan metode penghitungan matematis. Saat ini sudah ada puluhan indeks yang ada di Bursa Efek Indonesia, salah satunya adalah indeks sektoral. 

Dalam fact sheet indeks ini Anda akan mendapati saham apa saja dalam sektor tersebut yang sedang unggul dan menjadi pemimpin di bidangnya. Indeks dan fact sheet ini akan direvisi dalam periode waktu tertentu. Jadi, pastikan Anda up to date dengan revisi terbaru ya. 

2. Analisis Kondisi Fundamental Saham

Langkah kedua setelah Anda ketemu saham apa saja yang menjadi juara di sektor masing-masing adalah Anda harus menganalisis kondisi fundamental saham tersebut. Cek laporan keuangan, laporan tahunan dan berita-berita mengenai perusahaan penerbitnya untuk memastikan kalau kondisi keuangan dan bisnis mereka sehat. 

Dalam analisis kondisi fundamental ini, Anda dapat memperhatikan beberapa matriks keuangan, seperti return on asset (ROA), debt to equity ratio (DER), debt to asset ratio (DAR), return on investment (ROI), price to earning ratio (PER) dan lain sebagainya. Analisis terhadap matriks-matriks keuangan ini harus dilakukan dalam beberapa periode tertentu, supaya analisis yang Anda lakukan dapat menghasilkan cerita yang komprehensif. 

3. Analisis Teknikal Saham

Cara memilih saham yang baik selanjutnya adalah dengan melihat riwayat pergerakan harga saham tersebut. Dalam analisis jangka panjang, Anda bisa melihat kira-kira cerita ekonomi apa yang bisa membuat harga surat berharga tersebut naik atau turun. Ketika sudah mengetahui hal ini, Anda bisa mempersiapkan diri ketika fenomena yang sama terjadi lagi. 

Analisis teknikal saham penting dilakukan untuk menentukan kapan Anda harus membeli instrumen tersebut dan kira-kira kapan Anda bisa menjualnya kembali. Selain itu, analisis jenis ini dapat membantu Anda untuk mengidentifikasi apakah saham tersebut undervalue atau tidak berdasarkan dengan analisis teknis dan fundamental yang ada. Seperti yang kita ketahui bahwasanya investor dunia, Warren Buffett menyarankan untuk investasi pada instrumen yang sedang undervalue.

Sama seperti analisis fundamental, analisis teknikal juga harus dilakukan dalam beberapa periode waktu untuk menghasilkan cerita yang komprehensif, misalnya 5 tahun, 6 tahun dan lain sebagainya. Hal ini penting khususnya untuk Anda yang ingin berinvestasi dalam jangka panjang.

4. Pilih Sesuai Budget

Jumlah minimum pembelian saham adalah sebanyak 1 lot atau 100 lembar. Jadi, jika harga saham A sebesar 5.000 rupiah per lembar, maka Anda minimal harus mengeluarkan uang Rp500.000 untuk membeli saham tersebut. 

Alih-alih membeli saham market leader atau blue chip tapi tidak mencukupi, Anda bisa memilih saham second liner atau saham yang masih masuk ranking di sektornya, memiliki kondisi fundamental dan teknikal yang baik tetapi masih cukup terjangkau untuk pendapatan Anda. 

Saham second liner adalah instrumen yang memiliki likuiditas sama dengan saham blue chip tapi memiliki kapitalisasi pasar yang rendah. Ini artinya, memang harganya cukup murah atau perusahaan terkait menerbitkan saham dengan jumlah minim.

Untuk memilih saham lapis dua ini, Anda bisa mengecek indeks IDX SMC Liquid dan indeks IDX Composite. Sama seperti indeks sektoral, dua indeks ini juga akan terus diperbaiki, sehingga pastikan Anda terus up to date informasi terbaru. 

5. Jangan Buru-Buru Memilih Saham Yang Sedang Hype

Salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh seorang investor pemula adalah langsung membeli saham yang sedang ramai diperbincangkan atau yang harganya sedang naik tinggi. Anda perlu berhati-hati mengenai saham seperti ini. Sebab, tidak menutup kemungkinan instrumen tersebut merupakan saham gorengan atau pom-pom.

Saham gorengan adalah instrumen yang harganya sengaja dinaikkan oleh oknum-oknum tertentu untuk keuntungan mereka pribadi. Cara menaikkannya macam-macam, mulai dari bekerjasama dengan influencer, menyebarkan berita hoax, hingga tersembunyi dibalik para bandar. 

Harga saham yang seperti ini biasanya naik dengan cepat dan turun dengan cepat pula. Untuk mengatasi hal ini, Bursa Efek Indonesia menerapkan sistem auto reject atas (ARA) dan bahkan suspensi demi mencegah adanya unusual market activity atau kegiatan pasar yang tidak biasa dan demi transparansi pasar modal di Indonesia. 

Adanya ARA atau suspensi tentu akan merugikan investor meskipun hanya sementara. Pasalnya, perdagangan aset tersebut akan berhenti sementara waktu, sehingga ada waktu trading yang seharusnya bisa dimanfaatkan jadi hilang.

6. Buat Perencanaan Yang Baik

Tidak menutup kemungkinan Anda membeli beberapa saham untuk banyak keperluan, baik itu dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Memilih beberapa instrumen sekaligus dapat membantu Anda meminimalisir risiko. Walaupun begitu, tidak semua saham cocok untuk jangka pendek, menengah atau panjang karena berbagai faktor. 

Cara mengatasinya adalah, Anda dapat membuat sebuah perencanaan investasi yang baik. Catat saham apa saja yang akan Anda gunakan untuk investasi jangka panjang, mana yang untuk jangka menengah dan mana yang untuk jangka pendek. 

Cata juga alasan mengapa Anda memilih saham tersebut untuk masuk ke dalam klasifikasi terkait. Jangan lupa juga catat kapan Anda harus membelinya, kapan harus menjualnya demi take profit atau cut loss. 

Nah, itu tadi beberapa cara untuk memilih saham yang baik. Cara-cara di atas menggunakan pendekatan pemilihan saham top down atau dari ekonomi makro terlebih dahulu baru ke individu saham. Selain pendekatan top down, ada juga pendekatan bottom up yang mulai memilih saham berdasarkan kondisi saham tersebut terlebih dahulu baru ke sektoral dan ekonomi makro.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *